Jaga Harga dan Stok Hingga Lebaran, 215 Ribu Ton Gula Impor Bakal Masuk Indonesia Dalam Dua Bulan
Stok awal gula nasional di Januari 2023 sebesar 1,1 juta ton, adapun kebutuhan gula nasional per bulan tercatat sebesar 283.000 ton.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah mengirimkan surat kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk meminta BUMN Pangan mengimpor gula.
Hal ini dilakukan dalam rangka mengamankan ketersediaan gula konsumsi pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri.
Kepala Badan Pangan Nasional/NFA Arief Prasetyo Adi menyebut, stok gula untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idulfitri tahun ini dalam posisi aman.
Dimana saat ini pemenuhan gula masih memaksimalkan hasil panen dalam negeri. Meski demikian, NFA juta telah melakukan percepatan proses pengadaan gula konsumsi oleh BUMN Pangan.
Baca juga: Setelah Beras, Impor Gula Segera Dilakukan, Kemendag: Perizinan Sudah, Tinggal Prosesnya Saja
"Kami telah lakukan penugasan, dengan menyampaikan surat permohonan penugasan Menteri BUMN kepada BUMN Pangan dalam hal ini ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan untuk melakukan pengadaan gula konsumsi luar negeri. Prosesnya sudah berjalan dan ditargetkan sudah ada yang masuk pada Maret-April ini untuk menambah stok dan menjaga harga di tengah puasa dan lebaran,” ujar Arief dikutip dari Kontan, Minggu (26/3/2023).
Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal gula nasional di Januari 2023 sebesar 1,1 juta ton, adapun kebutuhan gula nasional per bulan tercatat sebesar 283.000 ton.
Menurutnya, berdasarkan penghitungan kebutuhan gula nasional tersebut, maka untuk mengamankan kebutuhan sampai dengan Idulfitri, pihaknya sudah siapkan penambahan pasokan gula.
"Mengingat saat hari raya kerap terjadi lonjakan permintaan dan konsumsi, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei,” jelasnya.
Melalui penugasan tersebut, BUMN Pangan ID FOOD dan PTPN Holding Perkebunan akan mendatangkan sekitar 215.000 ton gula kristal putih (GKP) secara bertahap.
Ia menyebut, seluruh proses perizinan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan sudah dipenuhi. Kedatangan impor gula akan dilakukan secara bertahap.
"Pada Maret-Mei ini ditargetkan masuk sekitar 99.000 ton GKP," ungkapnya.
Dalam rangka pemerataan dan percepatan distribusi, kedatangan GKP pada Maret-Mei 2023 ini dilakukan di tiga pelabuhan, yaitu pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, dan Belawan Medan.
Menurutnya, percepatan pengadaan sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu, hal ini dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan 2023 dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI agar Kementerian/Lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat pada saat Ramadan dan Idulfitri.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, gula konsumsi merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang ketersediaannya masih harus ditunjang pasokan dari luar. Mengingat, produksi dalam negeri belum bisa menutupi kebutuhan nasional.
Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, diperkirakan pada tahun ini produksi gula dalam negeri sekitar 2,6 juta ton, sedangkan angka kebutuhan gula nasional 2023 sekitar 3,4 juta ton. Dimana selisihnya masih harus ditutup oleh impor.
"Langkah pengadaan dari luar ini yang kita percepat dari awal agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat, mengingat puasa dan lebaran tahun ini lebih dekat dengan awal tahun dan mendahului musim giling tebu,” terangnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA, harga rata-rata nasional gula konsumsi di tingkat konsumen per 24 Maret 2023 berada di Rp 14.416/kilogram.
Harga tersebut cenderung stabil sejak Oktober 2022 dan masih berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen, yang menetapkan HAP gula di tingkat konsumen Rp 14.500/kilogram.
Jaga Harga Pangan
Arief mengatakan, Bapanas stok bahan pangan pada Ramadhan dan Idul Fitri mendatang terjaga.
Hal tersebut ditegaskannya seusai mengikuti rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Meskipun secara umum komoditas pangan pokok dalam kondisi cukup, Arief mengakui ada beberapa komoditas pangan lainnya yang pemenuhannya masih berasal dari luar (impor) seperti daging kerbau, kedelai, dan bawang putih.
Komoditas ini pemenuhannya masih bergantung dari impor karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional.
Ihwal beras, menurut Arief, saat ini pemerintah fokus pada penyerapan produksi dalam negeri pada masa panen raya.
Pihaknya optimis stok beras cukup memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Idulfitri 1444 H.
Ia merinci saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang berada di Bulog mencapai 220.000 ton, dan akan ada tambahan dari Perkumpulan Penggilingan Padi (Perpadi).
"Bulog sekitar 220.000 ton sambil kita bantu serap, kemarin Perpadi akan memasukkan ke Bulog sebesar 60.000 ton, kan lumayan ya jadi hampir sekitar 300.000 ton," kata Arief.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Ratusan Emak-emak Tanam Pohon Cabai di Cilangkap
Hal senada disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dia menuturkan, saat ini pemerintah telah melakukan langkah-langkah persiapan, salah satunya dalam menekan harga bahan pokok.
“Saya rasa semua relatif aman. Tentu stok yang tergantung impor ada yang terkait tadi seperti yang disampaikan Pak Arief (Kepala Badan Pangan Nasional) (seperti) daging, yang berikut kedelai, tentu kita minta supaya pengadaannya segera,” ujar Menko Perekonomian.
Sementara Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan, saat ini langkah-langkah persiapan menjelang lebaran tersebut sudah berjalan hampir 90 persen.
“Persiapan lebaran tadi hampir 90 persen on the track, mudah-mudahan tidak ada masalah apa-apa. Ketersediaan pangan cukup sampai hari ini, harga masih terkendali,” ucap Mendag.
Lebih lanjut, Mendag mengatakan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan Bulog untuk dapat menyerap beras hasil panen secara maksimal.
Harga Bawang dan Cabai Mengalami Kenaikan
Harga rata-rata komoditas pangan dari berbagai provinsi di Indonesia hari ini terpantau mengalami kenaikan. Mulai dari bawang putih hingga cabai merah keriting, semuanya naik.
Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada Minggu (26/3/2023), cabai merah keriting menjadi komoditas yang naiknya paling signifikan. Harganya naik Rp 1.200 menjadi Rp 52.200 per kilogram.
Kenaikan ini diikuti oleh cabai merah besar yang harganya naik Rp 600, menjadi Rp 50.650 per kilogram. Cabai rawit hijau naik Rp 350. Sekarang harganya Rp 48.400 per kilogram.
Baca juga: Update Harga Sembako Ramadhan 1444 H, Jumat 24 Maret 2023: Daging Ayam, Cabai, Beras Naik Harga
Ketika cabai menjadi komoditas yang terpantau naik signifikan, ternyata ada cabai rawit merah yang harganya turun cukup besar, sebanyak Rp 1.500. Harga per kilogramnya sekarang Rp 75.150.
Harga bawang putih ukuran sedang juga naik sebesar Rp 50, menjadi Rp 34.200 per kilogram. Di sisi lain, harga bawang merah ukuran sedang malah alami penurunan. Harganya turun Rp 250 menjadi Rp 37.600 per kilogram.
Adapun untuk komoditas seperti minyak goreng juga mengalami kenaikan harga. Minyak goren kemasan bermerek 1 kini dibanderol Rp 21.800 per kilogram setelah naik Rp 100.
Untuk minyak goreng kemasan bermerek 2 juga naik. Kini, harganya Rp 20.150 per kilogram setelah naik Rp 50. Sedangkan minyak goreng curah alami penurunan harga. Per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 15.700 setelah turun Rp 100.
Berikut daftar harga rata-rata komoditas pangan dari semua provinsi Indonesia:
Beras Kualitas Bawah I: Rp 12.150 per kg
Beras Kualitas Bawah II: Rp 11.800 per kg
Beras Kualitas Medium I: Rp 13.350 per kg
Beras Kualitas Medium II: Rp 13.200 per kg
Beras Kualitas Super I: Rp 14.750 per kg
Beras Kualitas Super II: Rp 14.250 per kg
Daging Ayam Ras Segar: Rp 35.350 per kg
Daging Sapi Kualitas 1: Rp 138.850 per kg
Daging Sapi Kualitas 2: Rp 128.400 per kg
Telur Ayam Ras Segar: Rp 30.250 per kg
Bawang Merah Ukuran Sedang: Rp 37.600 per kg
Bawang Putih Ukuran Sedang: Rp 34.200 per kg
Cabai Merah Besar: Rp 50.650 per kg
Cabai Merah Keriting: Rp 52.200 per kg
Cabai Rawit Hijau: Rp 48.400 per kg
Cabai Rawit Merah: Rp 75.150 per kg
Minyak Goreng Curah: Rp 15.700 per kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1: Rp 21.800 per kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 2: Rp 20.150 per kg
Gula Pasir Kualitas Premium: Rp 15.850 per kg
Gula Pasir Lokal: Rp 14.500 per kg