Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peringatan Mendag Zulkifli Hasan ke Distributor Pangan Suka Menimbun: Hati-hati, Satgas Bisa Turun

Pemerintah akan ambil tindakan membantu ongkos produksi bila perlu subsidi harga.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Peringatan Mendag Zulkifli Hasan ke Distributor Pangan Suka Menimbun: Hati-hati, Satgas Bisa Turun
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (28/3/2023). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memperingati para pengusaha distributor agar tidak memanfaatkan momentum ramadan dan lebaran untuk meraup untung.

Menurutnya, kenaikan harga tahunan komoditas pangan masih dianggap wajar terkecuali kedelai.

"Saya cek di pasar harga kedelai sudah Rp15 ribu per kilogram, hati-hati. Kalau ada yang nyetok, nimbun-nimbun ini Satgas Kemendag bisa turun," ungkap Zulhas di kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Zulkifli mengingatkan pengusaha distributor agar tidak keterlaluan dalam mengambil keuntungan.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Mendag Zulkifli Minta Distributor Jangan Timbun Stok

Dia menyebut pemerintah akan ambil tindakan membantu ongkos produksi bila perlu subsidi harga.

"Jangan disalah pahami Mendag ini suka impor-impor. Saya nggak suka impor, lima tahun saya kelahi terus soal impor," akunya.

Mengutip dari situs sp2kp.kemendag.go.id, harga kedelai Impor tercatat Rp 15.600 per kg, naik tipis 0,65 persen dari sebelumnya Rp 15.500 di tanggal 21 Maret 2023.

Berita Rekomendasi

Berikutan sambungan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Mendag Zulkifli Hasan:

Pak Menteri menjelang lebaran ini harga-harga bahan pokok naik, apakah ada kaitannya dengan izin pemerintah impor 2 juta ton beras dari luar negeri?

Itu memang hajat tahunan, di mana rumus ekonomi kalau permintaan banyak maka harga naik. Nah yang paling penting kepada pengusaha jangan bermain, ambil untung sewajarnya.

Saya cek di pasar harga kedelai sudah Rp15 ribu per kilogram, hati-hati. Kalau ada yang nyetok, nimbun-nimbun ini Satgas Kemendag bisa turun. Jadi memang ada perilaku permintaan tinggi pasti harga naik.

Tapi nggak boleh keterlaluan, tentu pemerintah akan ambil tindakan, kalau masih masuk akan ada instrumennya, kita bantu ongkosnya bila perlu subsidi harga.

Tapi kalau harga tidak wajar tentu Satgas Kemendag akan turun tangan. Yang penting ketersedian barang, harga naik oke tapi terkendali.

Kalau terkait impor beras dua juta ton tadi ada keterkaitannya tidak dengan harga bahan pokok naik?

Itu untuk stok Bulog, misalnya satu juta setengah. Kalau Bulog stoknya habis beli dari luar negeri. Sekarang lagi panen, harga sudah Rp10 ribu beli tapi barangnya nggak ada.

Bulog kalau stoknya tinggal 200 ribu ton kan gawat jadi mereka harus beli. Ini diputuskan melalui rapat kabinet agar memenuhi stok Bulog, kalau ada beli dari petani harga tinggi.

Kalau nggak ada baru ditugaskan Bulog ditugaskan impor dalam hal ini peran Kemendag supporting administrasi.

Kelangkaan stok ini sebenarnya domain Kementerian Perdagangan atau bukan?

Lebih spesifiknya ini menjadi domain dari Kementerian Pertanian dan Bulog. Saya sifatnya hanya ngurusi administrasinya saja.

Jangan disalah pahami Mendag ini suka impor-impor. Saya nggak suka impor, lima tahun saya kelahi terus soal impor.

Pak Zul cukup aktif di media sosial bagaimana menanggapi para haters karena kenaikan harga sembako?

Nggak apa-apa saya malahan tambah dimaki mengurangi dosa.

Kalau lagi dihujat netizen paling bikin sakit hati apa soal apa?

Nggak sakit hati lagi sudah kebal. Sayang waktunya digambari apa pinokio macam-macam Pak Jokowi juga begitu. Karena dulu Bapak saya pesan kalau kamu jahatin orang kamu ndak bisa maju yang dijahati makin maju.

Kata Bapak saya kalau jahatin orang otak kita nggak bisa produktif tapi kalau dijahatin malah produktif dan bisa lebih maju. Jadi saya nggak apa dibikin sakit hati. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas