Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indeks Literasi Masih Rendah, Prudential Syariah Lanjutkan Edukasi Inklusi Keuangan ke Masyarakat

Ah Azharudin Lathif menekankan, memiliki polis asuransi berguna untuk menutup risiko dari berbagai gangguan di masa datang seperti gangguan kesehatan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Indeks Literasi Masih Rendah, Prudential Syariah Lanjutkan Edukasi Inklusi Keuangan ke Masyarakat
istimewa
Acara perayaan Milad 1 Tahun Prudential Syariah di Jakarta, Rabu, 5 April 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri asuransi syariah Tanah Air saat ini menghadapi tantangan dalam mengembangkan industri asuransi jiwa Syariah tumbuh lebih kuat lagi.

Salah satu pemicunya adalah rendahnya indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat Indonesia yang baru mencapai 9,14 persen di 2022 untuk literasi, dan 12,12 persen untuk inklusi.

Sementara indeks literasi dan inklusi keuangan umum masyarakat Indonesia mencapai 49,68 persen dan 85,10 persen di tahun yang sama.

"Pemahaman masyarakat tentang asuransi dan prinsip syariahnya masih rendah sementara jumlah penduduk 210 juta lebih. Tapi dengan pendapatan perkapita yang terus naik, asuransi ke depan bisa menjadi kebutuhan primer dari sebelumnya sekunder," ungkap Ah. Azharuddin Lathif, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Prudential Syariah di acara perayaan Milad 1 Tahun Prudential Syariah di Jakarta, Rabu, 5 April 2023.

President Director Prudential Syariah Omar S Anwar mengatakan, di momentum Milad 1 Tahun Prudential Syariah di 2023 ini, Prudential Syariah mulai berinisiatif masuk ke kantong kantong komunitas masyarakat muslim tradisional di kota dan desa, lewat berbagai kegiatan seperti Hijrah Fest di Kota Padang. Juga sambangi kota Yogyakarta, Banda Aceh.

Baca juga: Prudential dan Bank Mandiri Jalin Kerjasama Layanan Klaim Asuransi Kesehatan

"Ke depan juga akan sambangi kota Mataram di Nusa Tenggara Barat untuk kegiatan serupa," ujar Omar.

BERITA REKOMENDASI

Ah Azharudin Lathif menekankan, memiliki polis asuransi berguna untuk menutup risiko dari berbagai gangguan di masa datang seperti gangguan kesehatan.

"Karena itu, memperluas literasi tentang asuransi syariah itu penting. Mempelajari asuransi syariah itu penting karena menggunakan prinsip tolong-menolong yang berbeda dari industri asuransi konvensional," ujar Ah. Azharuddin Lathif.

Dia juga menambahkan, upaya mengedukasi masyarakat dan mendorong public awareness memerlukan kolaborasi oleh industri syariah bersama regulator seperti OJK, tidak bisa hanya dijalankan oleh satu industri asuransi syariah saja.

Beragam tantangan ini mendorong Prudential Syariah mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Sharia Knowledge Centre (SKC) yang berfokus pada pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi.

Di Strategi Kolaborasi, Prudential Syariah telah berkolaborasi dengan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dalam memprakarsai Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah dan menjalin kemitraan strategis dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).


“Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap asuransi jiwa Syariah, kami semakin fokus untuk menggarap segmen ini," ungkap Omar S. Anwar.

Omar mengatakan, perusahaanya selama ini aktif menggelar kegiatan literasi keuangan syariah antara lain melalui diskusi interaktif di Jogja Halal Festival 2022 dan di Hijrah Festival Padang 2023,

"Kiita mendorong kegiatan literasi Asuransi Syariah untuk generasi muda melalui UIN Imam Bonjol Padang, serta mendapatkan dukungan dan apresiasi positif dari OJK dan Wali Nanggroe Aceh," ungkap Omar.

Industri keuangan syariah terutama di sektor asuransi di Indonesia memiliki potensi tumbuh positif di tahun ini. Kinerja asuransi syariah tercatat tumbuh 3,5 persen secara tahunan pada Desember 2022.

Presiden Komisaris Prudential Syariah Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, jumlah penduduk muslim di Indonesia kini mencapai 87,2 persen dari total populasi pada 2021.

"Angka ini menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor ekonomi Syariah," ujarnya.

Prudential Syariah telah mengambil langkah strategis untuk menangkap potensi ini dan berhasil menjadi perusahaan joint venture pertama yang melakukan spin-off di tahun 2022.

Sejak spin-off, Prudential Syariah membukukan total aset sebesar Rp 6,7 triliun4 dan mencatatkan risk-based capital (RBC) Dana Tabarru sebesar 249 persen yang menandakan bahwa Perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan angka RBC yang melebihi ketentuan minimal target yang ditetapkan oleh regulator.

Prudential Syariah menempati posisi pertama sebagai perusahaan asuransi jiwa Syariah dengan market share dana tabarru sebesar 39 persen, serta market share dari sisi aset sebesar 21 persen didukung 160 ribu mitra bisnis berlisensi syariah.

Azharuddin Lathif, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Prudential Syariah menambahkan, Dewan Syariah Nasional menempatkan orang-orangnya di industri asuransi syariah untuk memastikan praktik bisnisnya mengikuti prinsip prinsip syariah.

"Transparansi (keamanahan) pengelolaan dana nasabah oleh industri asuransi syariah juga penting karena dana tabarru ini sangat besar," ungkapnya.

Nilai klaim oleh nasabah di Asuransi Prudential mencapai Rp 1,7 triliun. Sementara, jumlah total peserta asuransi Prudential Syariah saat ini mencapai 530 ribu peserta dengan total aset kelolaan Rp 6,7 triliun, dana tabarru Rp402 miliar dan weighted contribution mencapai Rp3,6 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas