Indeks Literasi Masih Rendah, Prudential Syariah Lanjutkan Edukasi Inklusi Keuangan ke Masyarakat
Ah Azharudin Lathif menekankan, memiliki polis asuransi berguna untuk menutup risiko dari berbagai gangguan di masa datang seperti gangguan kesehatan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri asuransi syariah Tanah Air saat ini menghadapi tantangan dalam mengembangkan industri asuransi jiwa Syariah tumbuh lebih kuat lagi.
Salah satu pemicunya adalah rendahnya indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat Indonesia yang baru mencapai 9,14 persen di 2022 untuk literasi, dan 12,12 persen untuk inklusi.
Sementara indeks literasi dan inklusi keuangan umum masyarakat Indonesia mencapai 49,68 persen dan 85,10 persen di tahun yang sama.
"Pemahaman masyarakat tentang asuransi dan prinsip syariahnya masih rendah sementara jumlah penduduk 210 juta lebih. Tapi dengan pendapatan perkapita yang terus naik, asuransi ke depan bisa menjadi kebutuhan primer dari sebelumnya sekunder," ungkap Ah. Azharuddin Lathif, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Prudential Syariah di acara perayaan Milad 1 Tahun Prudential Syariah di Jakarta, Rabu, 5 April 2023.
President Director Prudential Syariah Omar S Anwar mengatakan, di momentum Milad 1 Tahun Prudential Syariah di 2023 ini, Prudential Syariah mulai berinisiatif masuk ke kantong kantong komunitas masyarakat muslim tradisional di kota dan desa, lewat berbagai kegiatan seperti Hijrah Fest di Kota Padang. Juga sambangi kota Yogyakarta, Banda Aceh.
Baca juga: Prudential dan Bank Mandiri Jalin Kerjasama Layanan Klaim Asuransi Kesehatan
"Ke depan juga akan sambangi kota Mataram di Nusa Tenggara Barat untuk kegiatan serupa," ujar Omar.
Ah Azharudin Lathif menekankan, memiliki polis asuransi berguna untuk menutup risiko dari berbagai gangguan di masa datang seperti gangguan kesehatan.
"Karena itu, memperluas literasi tentang asuransi syariah itu penting. Mempelajari asuransi syariah itu penting karena menggunakan prinsip tolong-menolong yang berbeda dari industri asuransi konvensional," ujar Ah. Azharuddin Lathif.
Dia juga menambahkan, upaya mengedukasi masyarakat dan mendorong public awareness memerlukan kolaborasi oleh industri syariah bersama regulator seperti OJK, tidak bisa hanya dijalankan oleh satu industri asuransi syariah saja.
Beragam tantangan ini mendorong Prudential Syariah mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Sharia Knowledge Centre (SKC) yang berfokus pada pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi.
Di Strategi Kolaborasi, Prudential Syariah telah berkolaborasi dengan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dalam memprakarsai Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah dan menjalin kemitraan strategis dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap asuransi jiwa Syariah, kami semakin fokus untuk menggarap segmen ini," ungkap Omar S. Anwar.
Omar mengatakan, perusahaanya selama ini aktif menggelar kegiatan literasi keuangan syariah antara lain melalui diskusi interaktif di Jogja Halal Festival 2022 dan di Hijrah Festival Padang 2023,