Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saat Bulog Hanya Serap 86 Ribu Ton Beras dari Panen Raya hingga Impor 500 Ribu Ton

Budi Waseso (Buwas) menyatakan, alasan sulitnya menyerap beras dalam negeri, meski Harga Pokok Penjualan (HPP) sudah naik.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Bulog Hanya Serap 86 Ribu Ton Beras dari Panen Raya hingga Impor 500 Ribu Ton
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Buruh tani menjahit karung berisi gabah yang baru dirontokan melalui proses mekamis pada panen padi di kawasan Mengger, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara resmi menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp 5.000 per kilogram dari HPP semula Rp 4.200 per kilogram. Sementara, untuk GKP di tingkat penggilingan Rp 5.100, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp 6.200, dan GKG di gudang Perum Bulog Rp 6.300. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menyatakan, panen raya dimulai pada akhir Februari hingga April 2023. Tercatat, hingga akhir Maret ini, Perum Bulog hanya mampu menyerap 86.813 ribu ton beras.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menyatakan, alasan sulitnya menyerap beras dalam negeri, meski Harga Pokok Penjualan (HPP) sudah naik.

"Kita sudah melakukan upaya-upaya, langkah-langkah untuk menyerap. Tapi tadi kami laporkan sampai hari ini kita hanya dapat dalam negeri hanya 80 ribu sekian," kata Buwas dalam rapat DPR, dikutip Rabu (5/4/2023)

Baca juga: Update Harga Sembako 4 April 2023: Beras Premium Naik Jadi Rp 13.900 per Kg, Minyak Goreng Rp 21.000

"Sebenarnya mudah atau tidaknya tergantung barangnya ada atau tidak, kalau barangnya ada kan mudah," lanjutnya.

Buwas mengatakan, Bulog mengharapkan pasokan beras yang disalurkan melalui 25 penggiling besar di Indonesia yang jumlahnya 60 ribu ton.

Namun, kata Buwas, hal itu masih belum bisa terealisasikan pasalnya, dilapangan ketersediaan beras masih sulit.

"Ini juga belum terealisasi, karena memang mereka (penggiling padi besar) ternyata juga tidak mendapatkan beras nya itu atau gabahnya," ucap dia.

Berita Rekomendasi

"Karena memang sementara ini, pantauan kami di lapangan mengikuti saja, sesuai yang ada di lapangan. Apa yang kita bisa beli, ya kita beli," lanjutnya.

Sehingga, untuk memenuhi pasokan beras dalam negeri Bulog hanya mengandalkan bantuan dari hasil panen raya. Namun, panen kali ini kata Buwas terjadi tidak secara menyeluruh, akhirnya kerap kali terjadi berebut pasokan beras dengan provinsi lain.

"Panen raya kali ini memang tidak bersamaan, sehingga Jawa Timur panen itu diserap dari beberapa wilayah, kalau tidak salah sekarang ini Jawa Timur tuh sudah panennya sudah mencapai 90 persen tinggal 10 persen lagi," tuturnya.

Baca juga: Bansos Beras Bulog 10 Kg Disalurkan Mulai Maret Sampai Mei 2023

"Jawa Tengah pun demikian, sekarang Jawa Barat sedang panen, tapi berebut juga dengan harga tinggi, tapi berebut dari Jawa Timur dari Jawa Tengah itu bahkan Lampung pun Sumatera pun mengambil dari Jawa Barat," sambungnya.

Bahkan, Buwas mengaku kalah dengan para pengusaha saat mengunjungi Sulawesi Selatan untuk meninjau panen raya. Sehingga, Bulog hanya mampu menyerap 4.000 ton beras dari hasil panen raya tersebut.

"Bulog sendiri kita kalah, kan tadi ada HPP segala, tapi yang datang ke sana ternyata juga dari pedagang atau penyerapan dari pengusaha dari Jawa Timur Jawa, Tengah bahkan Aceh, ke Medan ngambil juga di Sulawesi Selatan kemarin," ungkapnya.

Baca juga: Harga Beras Maret 2023: Kenaikan Tertinggi di Luwuk, Penurunan Terdalam di Mataram

Impor 500 ribu ton untuk bansos

Selain itu, Budi Waseso (Buwas) memaparkan, keputusan pemerintah segera impor beras sebanyak 500 ribu ton adalah untuk mendorong program bantuan sosial (bansos) kepada 21,3 juta keluarga.

Pasalnya, penyerapan beras dalam negeri masih minim bahkan tidak mampu mencukupi program bantuan sosial (bansos) pangan selama dua bulan kedepan.

"Ini yang untuk kebutuhan ini bantuan sosial karena yang kita usahakan di dalam negeri penyerapannya kan tadi dari kita sampaikan juga kan terbatas. Nah kondisinya juga terbatas, sedangkan ini harus segera disalurkan maka untuk kekurangan ini kita datangkan," ujar Buwas kepada wartawan, Selasa.

Buwas mengatakan, Bulog belum memastikan beras impor 500 ribu ton itu segera datang, meski surat izin impor beras sudah terbit.

Baca juga: Harga Beras di 60 Kota Kompak Naik, 25 Kota Turun

"Ya suratnya sudah ada, tetapi kita baru buka lelangnya. Ya kan kita buka dulu lelangnya kayak apa, kan ada penentuan harga, kita lihat dulu kebutuhan kita," tegasnya.

"Belum (prediksi impor masuk), dapat aja belum. Belum Tau kalau di kita putus nanti di sana proses dulu, proses pengarungan, pengapalan pengiriman liat dulu cuacanya kayak apa," sambungnya.

Dia merincikan, kebutuhan bansos pangan untuk 21,3 juta keluarga adalah 215 ribu ton beras per bulan. Adapun stok beras yang dimiliki Bulog hanya tersisa 245.223 ton.

Artinya, stok Bulog tidak mampu memenuhi kebutuhan bansos selama dua bulan.

Baca juga: Harga Beras di 60 Kota Kompak Naik, 25 Kota Turun

"Iya supaya ada bansos yang kebutuhan. Kita sisa 245 ribu, kita salurkan ini 215 ribu ton (bansos) berarti sisa 30. Nah makanya kita datangkan untuk kebutuhan bansos yang berikutnya 2 bulan lagi kan ada 3 bulan berarti kan masih ada kurang 425an ribu itu yang kita tutupi datangkan," ucap Buwas.

Meski demikian, Buwas sendiri memastikan penyerapan utama difokuskan pada produksi dalam negeri mengingat penyaluran bansos dalam waktu dekat.

"Karena kalau menunggu dari dalam negeri kan perlu waktu tidak apa-apa kita kasih itu dulu kita serap, terus nanti tetap (impor). Harapan saya semua dari dalam negeri kalau ini karena sudah mepet bansos ini harus disalurkan," terangnya.

Stok beras sisa 244.233 ribu ton

Buwas merincikan, dari total beras tersebut sebanyak 233.661 merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sebanyak 11.561 ton merupakan stok komersil.

"Adapun jumlah stok yang kedepannya akan semakin bertambah, dengan meningkatkannya realisasi penyerapan beras dalam negeri," kata Buwas.

Dia menegaskan, stok beras Bulog diprediksi bakal bertambah menyusul realisasi penyerapan beras dalam negeri. Pasalnya, hingga 31 Maret 2023 kemarin, Bulog sudah menyerap sebanyak 86.813 ton beras.

Baca juga: Harga Beras Maret 2023: Kenaikan Tertinggi di Luwuk, Penurunan Terdalam di Mataram

"Realisasi pengadaan setara beras dalam negeri 2023, sampai 31 Maret 2023 adalah 86.813 ton yang terdiri dari pengadaan CBP 47.535 ton, komersial 39.279 ton," paparnya.

Dikatakan Buwas, untuk meningkatkan pengadaan dalam negeri, pemerintah sendiri telah menyatakan akan didorong melalui 25 penggiling padi besar, senilai 60 ribu ton.

"Komitmen yang telah diperoleh adalah pengadaan sebesar 60.000 ton sampai dengan bulan Sebelum Idul Fitri 2023," ungkapnya.

Namun demikian, Buwas menegaskan para mitra penggiling itu belum bersedia melakukan komitmen dengan jumlah besar lantaran bahan baku masih terbatas.

"Untuk saat ini para mitra penggilingan belum bersedia komit dalam jumlah sebesar, karena bahan baku masih terbatas dengan harga masih di atas HPP," tegas dia.

Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta Dirut Perum Bulog untuk turut menyerap beras dalam negeri dari penggiling kecil dalam membantu penuhi stok beras Bulog.

"Ini (25 penggiling padi) pemain-pemain besar, kita undang untuk menyepakati hanya untuk 60 ribu ton. Tapi selain ini saya minta Dirut Bulog untuk menyerap dari penggilingan padi yang kecil-kecil juga secara paralel," ujar Arief.

Baca juga: Harga Beras di 60 Kota Kompak Naik, 25 Kota Turun

Bansos mulai disalurkan Maret hingga Mei

Program bantuan sosial (bansos) pangan bagi 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dimulai sejak akhir Maret hingga Mei 2023.

Buwas mengatakan, 21,3 juta keluarga itu sesuai dengan data Kementerian Sosial (Kemensos). Nantinya masyarakat bakal menerima beras senilai 10 kilogram, selama tiga kali berturut-turut selama tiga bulan.

"Pelaksanaan bantuan beras selama 3 bulan yang alokasi dari Maret, April, Mei adapun alokasi setiap KPM akan memperoleh sebanyak 10 kilogram per bulan, dengan kualitas beras CBP premium," ujar Budi Waseso.

Selain itu, Buwas menambahkan, Perum Bulog juga turut membantu stabilisasi minyak goreng melalui penjualan minyak goreng curah sebanyak 16.821,68 ton.

"Selain stabilitas beras, sampai dengan 31 Maret 2023 Bulog turut membantu pemerintah dalam stabilitas minyak goreng melalui penjualan minyak goreng curah dengan mekanisme komersial sebanyak 16.821,68 ton," tegasnya.

Untuk diketahui, realisasi pengadaan beras dalam negeri mencapai 86.813 ton sampai 31 Maret 2023. Buwas berujar, dari total itu, sebanyak 47.535 ton merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 39.270 ton merupakan komersil.

"Upaya yang dilakukan, peningkatan dalam negeri yaitu melakukan komitmen mitra pengadaan 60 ribu ton sampai dengan sebelum idul fitri 2023," paparnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, proses regulasi terkait penyaluran bantuan ini sudah selesai sehingga sudah dapat disalurkan ke penerima manfaat.

"Pendistribusian bantuan ini sudah bisa dieksekusi oleh Bulog mulai 31 Maret 2023 dan dilaksanakan secara bertahap untuk disalurkan ke 21,353 juta KPM sesuai data dari Kementerian Sosial," ujar Arief.

Arief menegaskan, sebanyak 630 ribu ton beras untuk memenuhi kebutuhan penyaluran bantuan beras. Adapun pada bulan pertama, 210 ribu ton akan digelontorkan oleh Bulog kepada penerima bantuan.

Selain itu, Arief meminta kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung proses pendistribusian bantuan sehingga tepat sasaran.

"Dukungan dari Pemda melalui dinas pangan dan dinas sosial sangat penting dalam pendistribusian bantuan ini agar pada saat penyaluran bantuan beras tersebut diterima oleh KPM secara tepat, pelaksanaannya lancar, tertib administrasi dan tidak terjadi kesalahan yang berakibat pada timbulnya kerugian negara," tegas Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas