BUMN Kertas Kraft Aceh: Tempat Jokowi Mencari Rejeki Usai Lulus Kuliah dan Kini Dibubarkan Olehnya
Jokowi turut membangun Taman Arboretum berisi tanaman Pinus yang berasal dari seluruh dunia saat masih bekerja di PT KKA.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membubarkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kertas Kraft Aceh (KKA).
PT KKA merupakan tempat Jokowi mencari rejeki usai dirinya lulus kuliah dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Sulistiyo, salah seorang sahabat Presiden Jokowi yang sama-sama karyawan PT KKA menceritakan, Jokowi turut membangun Taman Arboretum berisi tanaman Pinus yang berasal dari seluruh dunia saat masih bekerja di PT KKA.
Baca juga: Presiden Jokowi Bubarkan BUMN PT Kertas Kraft Aceh
Jokowi dan Sulistiyo sama-sama dikirim bertugas ke Aceh Tengah (sebelum dimekarkan jadi Kabupaten Bener Meriah).
Tanaman Pinus tersebut ditanam pada tahun 1989-1990. Berada di Kampung Simpang Tiga Redelong, tidak jauh dari kompleks perumahan karyawan PT KKA.
"Dulu kawasan itu sebagai Taman Pinus. Bibitnya berasal dari negara-negara penghasil tanaman Pinus dari seluruh dunia,” jelas Sulistiyo kembali dikutip Tribunnews dari Serambinews.com.
"Pak Jokowi memimpin penanaman Pinus tersebut," kenang Sulistiyo.
Sulistiyo menyarankan, agar Pemerintah Kabupaten Bener Meriah merawat secara intensif tanaman Pinus yang masih tersisa itu karena memiliki nilai sejarah, dan kemudian diberi keterangan asal dan jenisnya.
"Sebetulnya dulu kawasan itu penuh dengan tanaman Pinus. Berjejer sangat indah dan rapat,” beber dia.
Sulistiyo dan Presiden Jokowi merupakan dua dari sembilan karyawan PT KKA yang ditugaskan di Aceh Tengah.
Mereka datang pada 15 Januari 1986. Tiga dari sembilan karyawan itu kemudian ditugaskan untuk membangun pabrik PT KKA di Lhokseumawe.
Sulistiyo dan Presiden Jokowi berserta empat orang lainnya dikirim ke Aceh Tengah untuk melakukan survei potensi dan lokasi pembangunan jalan.
Sulistiyo masih ingat nama-nama rombongan yang datang dari Jakarta secara bersamaan kala itu.
Mereka adalah, Presiden Jokowi, Sulistiyo, Sueb, Bambang Yulianto, Teguh, dan Hari Mulyono.
Baca juga: Tiga BUMN Dibubarkan Karena Selalu Merugi, Erick Thohir Dorong Jumlah BUMN Hingga 37 Saja