Produksi Minyak Kelapa Sawit Turun Lagi di Februari 2023, tapi Nilai Ekspor Naik
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, penurunan produksi minyak kelapa sawit masih berlanjut di Februari
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuat Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, penurunan produksi minyak kelapa sawit masih berlanjut di Februari 2023.
Produksi minyak kelapa sawit di Februari 2023 sebanyak 3,88 juta ton, masih lebih rendah dibanding Januari 2023 yang 3,89 juta ton.
"Namun, angka tersebut tidak sebesar penurunan pada bulan Januari terhadap Desember 2022 sebanyak 4,3 juta ton," ujar Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono dalam sesi buka puasa GAPKI bersama media di kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (14/4/2023).
Baca juga: Ekonom Faisal Basri: Kebijakan HET dan Pembatasan Ekspor CPO Picu Krisis Minyak Goreng
Adapun merujuk pada tren produksi sawit tahun-tahun sebelumnya, hal ini mengindikasikan bahwa penurunan produksi yang sudah berlangsung sejak September 2022 diperkirakan segera berakhir.
Selain itu, produksi minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO) juga
sedikit turun dari 370 ribu ton pada Januari 2023 manjadi 369 ribu ton pada Februari 2023.
Sementara, total volume ekspor juga mengalami penurunan dari 2,94 juta ton di Januari 2023 menjadi 2,91 juta ton di Februari 2023.
Meskipun demikian, nilai ekspor mengalami kenaikan dari 2,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Januari lalu menjadi 2,68 miliar dolar AS pada Februari 2023 ini.
"Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor pada olahan minyak sawit dari 2,12 juta ton pada Januari menjadi 2,25 juta ton pada bulan Februari (harga produk olahan lebih tinggi dari harga bahan baku CPO)" pungkas Mukti.