Kapal Feri Listrik Shell Meluncur di Singapura, Diklaim Bisa Hemat 13.838 Barel Solar Per Tahun
Perusahaan minyak internasional asal Britania Raya Shell Plc mengumumkan perilisan kapal feri tenaga listrik pertamanya
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA –Perusahaan minyak internasional asal Britania Raya Shell Plc mengumumkan perilisan kapal feri tenaga listrik pertamanya di Singapura pada Senin (17/3/2023).
Kapal feri listrik ini diluncurkan setelah beberapa tahun terakhir Shell menjajaki kontrak kerjasama dengan pemerintah Singapura untuk mengembangkan kapal tenaga listrik lengkap dengan infrastruktur pengisian daya pelabuhan listrik yang berlokasi di Bukom.
“Selama lima tahun terakhir Shell Eastern Trading telah setuju untuk bekerja dengan otoritas pelabuhan untuk mengembangkan infrastruktur pengisian daya untuk kapal pelabuhan listrik dan melakukan penelitian dan pengembangan untuk bahan bakar rendah dan nol carbon,” kata Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) Singapura.
Baca juga: Harga BBM Pertamina Hari Ini, Kamis 16 Februari 2023: Pertalite Solar hingga Pertamax
Shell masih enggan merinci berapa biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk membangun kapal feri listrik ini. Namun menurut informasi yang kapal feri listrik ini memakan biaya lebih dari 2 juta dollar Singapura.
Nantinya kapal feri listrik milik Shell yang dinamai Penguin Refresh akan memulai operasinya pada Agustus mendatang.
Meski hanya tergolong sebagai kapal dek, akan tetapi feri Penguin Refresh dapat mengangkut sekitar 200 penumpang ke dan dari Shell's Energy and Chemicals Park di Pulau Bukom, menggantikan feri bertenaga diesel yang saat ini digunakan Shell.
Langkah tersebut diambil Shell untuk memenuhi ambisi pemerintah Singapura yang akan mengubah operasi kapal di seluruh perairannya dari tenaga solar menjadi bahan bakar net-zero mulai tahun 2030.
Dengan begini Singapura dapat mengurangi jumlah emisi karbon dioksida sekitar 6.258 ton per tahun. Tak hanya itu ekspansi ini juga dilakukan agar Shell dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak ditengah kelangkaan produk BBM di pasar global.
Diperkirakan satu dek kapal feri listrik akan menghemat sekitar 1.952 ton atau 13.838 barel solar per tahun.
Lebih lanjut setelah kapal feri tersebut mulai berlayar, Shell juga mengungkap rencana untuk menjalankan uji coba sel bahan bakar hidrogen pada kapal yang disewa Shell mulai akhir tahun ini.