Saham Bed Bath & Beyond Anjlok 25 Persen dan Terancam Gulung Tikar
Saham Bed Bath & Beyond menyusut 25 persen setelah mengalami penurunan permintaan dalam beberapa tahun terakhir
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Saham Bed Bath & Beyond Inc dikabarkan anjlok sekitar 25 persen pada Senin (24/4/2023) setelah perusahaan berupaya menyelamatkan bisnisnya yang berakhir dengan kebangkrutan.
Dilansir dari Reuters, perusahaan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Minggu (23/4/2023). Kemudian, raksasa ritel asal Amerika Serikat itu juga telah meluncurkan penjualan likuidasi setelah gagal mengamankan dana untuk tetap bertahan.
Bed Bath & Beyond akan menggunakan proses Bab 11 guna mencari pembeli luar yang dapat mempertahankan bisnis atau membeli aset terpisah seperti 125 toko perlengkapan bayi milik perusahaan yang dioperasikan dengan merek buybuy Baby.
Seperti diberitakan sebelumnya, bisnis Bed Bath & Beyond mengalami penurunan permintaan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kegagalan perusahaan memasarkan produknya.
Hal itu membuat perusahaan mengalami kerugian hingga mencapai 393 juta dolar AS setelah penjualan anjlok 33 persen untuk kuartal yang berakhir pada 26 November.
Pekan lalu, perusahaan berbasis di New Jersey telah mengajukan kebangkrutan di pengadilan Distrik New Jersey, mendaftarkan perkiraan aset dan kewajibannya dalam kisaran 1 miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS.
Baca juga: Bed Bath & Beyond Resmi Ajukan Perlindungan Kebangkrutan dan Memulai Penjualan Likuiditas
Perusahaan juga telah menerima komitmen sekitar 240 juta dolar AS dalam bentuk pembiayaan debitur yang dimiliki dari Sixth Street Specialty Lending Inc.