Ramai-ramai Kurangi Candu Dagang ke China, Indonesia Bisa Ambil Kesempatan
Maximilianus Nico Demus mengatakan, saat ini sistem perdagangan global tengah mengalami pergeseran.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Hal ini membuktikan bahwa banyak negara, khususnya Amerika mulai melakukan diversifikasi rantai pasok global mereka.
"Contoh yang paling nyata adalah Apple, yang di mana mereka begitu sangat bergantung dengan China. Alhasil, ketika China mengalami lockdown akibat Covid, pembatasan Zero Covid, yang akhirnya berdampak terhadap krisis pasokan global, Apple akhirnya memindahkan focus produksinya ke India," ujar dia.
Nico menambahkan, saat ini India telah memproduksi lebih dari 7 miliar dolar AS iphone, dan India pun memberikan kontribusi 7 persen dari produk yang dibuat Apple secara global.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Bertolak ke Inggris, Perkuat Kerjasama Dagang dan Ekspor Kopi Indonesia
"Penjualan tahunan di India pun mengalami kenaikkan menjadi 6 miliar dolar AS. Sejauh ini, banyak negara negara yang ingin mengurangi ketergantungannya dengan China sebagai pemain mata rantai pasok global yang sudah lama," katanya.
Hal ini yang turut serta untuk mendorong dunia melakukan regobalisasi, sehingga menjadi sebuah kesempatan bagi negara negara Asia untuk ikut berkontribusi dalam mata rantai pasokan global.
"Sehingga hal ini mampu mengurangi ketergantungan dan memberikan kesempatan bagi negara lain untuk ambil bagian, tidak terkecuali semoga Indonesia bisa menjadi mata rantai pasokan global juga dari Asia. Tidak mudah memang, kami yakin apabila dilakukan sedari sekarang, maka kita pun juga tidak lagi bergantung dengan China," pungkasnya.