Menkeu Optimistis Stabilitas Keuangan Terjaga di Tengah Tantangan Global
Menkeu Sri Mulyani Indrawati optimistis stabilitas keuangan Indonesia hingga kuartal I-2023, dalam keadaan terjaga di tengah tantangan global
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan optimismenya stabilitas keuangan Indonesia hingga kuartal I-2023, dalam keadaan terjaga di tengah tantangan global.
Diantaranya sepertinya dampak potensi gagal bayar utang atau default Pemerintah Amerika Serikat (AS).
"Stabilitas sistem keuangan atau SSK untuk periode Triwulan I-2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar kenangan global," ucap Sri Mulyani dalam paparan Hasil Rapat Berkala KSSK II, dikutip Selasa (9/5/2023).
Baca juga: Kinerja Saham Perbankan RI Melesat Saat Bank-bank Global Kolaps, Ini Penjelasan Analis
Menurut Bendahara Negara, di tengah situasi penuh ketidakpastian dan terjadi banyak turbulensi, stabilitas sistem keuangan menjadi kepastian yang sangat penting.
Untuk itu, Kemenkeu yang juga tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan terus mengkoordinasikan bauran kebijakan demi terjaganya stabilitas sistem keuangan Indonesia.
KSSK terus mencermati dinamika global. Di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini yang diperkirakan 2,6 persen, Indonesia tetap tumbuh cukup tinggi.
Perekonomian tercatat tumbuh 5,03 persen secara tahun ke tahun (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, meningkat jika dibandingkan kuartal IV-2022 pada level 5,01 persen (yoy).
Kemudian, pada level regional, nilai tukar Rupiah juga terjaga menguat.
Secara tahun kalender atau year to date, nilai tukar Rupiah pada 28 April 2023 menguat 6,12 persen. Lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional, seperti Baht Thailand (1,35 persen) dan Peso Filipina (0,67 persen).
Ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Baca juga: KKP Catatkan Nilai Transaksi 53,6 Juta Dolar AS Pada Pameran Seafood Expo Global di Barcelona
Sri Mulyani juga mengatakan, pendapatan negara terus menguat. Penerimaan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai mencapai Rp504,48 triliun.
Angka tersebut setara 24,95 persen dari target APBN, dan tumbuh 25,36 persen secara yoy.
Dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya tumbuh signifikan yaitu mencapai Rp142,66 triliun.
Sri Mulyani menegaskan, KSSK akan terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dalam mengantisipasi dinamika global melalui coordinated policy response.
"Perkembangan positif ini ditopang oleh koordinasi kebijakan yang ditempuh serta optimisme pemulihan ekonomi Indonesia yang masih kuat, dengan membaiknya berbagai indikator perekonomian dan sistem keuangan domestik kita," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kinerja perekonomian global termasuk Indonesia, berpotensi terdampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).
Potensi ini sejalan dari adanya kegagalan kongres AS untuk menaikkan plafon utang pemerintah, dan berdampak pada gagal bayar utang AS, dan akan memicu bencana ekonomi yang akan mendorong suku bunga AS lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.