Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Akademisi: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Bisa Tiru Tiongkok

Pola pikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan.

Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Akademisi: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Bisa Tiru Tiongkok
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Kuningan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan (yoy) yaitu mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV tahun 2022. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiongkok yang awalnya sebuah negara miskin dengan sistem ekonomi tertutup, dapat berkembang pesat menjadi superpower ketika pemerintahnya merubah pola pikir entrepreneurship yang dituangkan pada kebijakan mereka. 

Tak heran jika diprediksi Tiongkok akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar dunia pada tahun 2050.

Hal itu dikatakan Ketua Sekolah Tinggi Manajemen IPMI M Aman Wirakartakusumah dalam seminar Innolab bertajuk "Business Leader Academy: Developing Your Entrepreneurial Mindset" yang diadakan di kampus IPMI International Business School, akhir pekan lalu.

Baca juga: Ciptakan 1 Juta Wirausaha Baru Hingga 2024, Menteri Teten Masduki Lakukan Inkubasi dan Pendataan

Acara tersebut menghadiri pembicara Dosen IPMI Professor Roy Sembel, Pengamat Telekomunikasi Hasnul Suhaimi, dan Founder of Didik.co Danny Kosasih.

Aman melanjutkan, pesatnya laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat ditiru Indonesia dari sisi peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan kewirausahaan berbasis teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan bekal kewirausahaan pada mahasiswa, mereka  akan siap menghadapi dunia kerja dengan memanfaatkan teknologi digital dan mampu bersaing di pasar global.

"Tahun 2050, Indonesia diperkirakan bakal menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 dunia. Oleh karena itu harus dipersiapkan dari sekarang soal SDM-nya sehingga memiliki kemampuan intelektual menghadapi tantangan perubahan zaman," ujarnya.

Sementara Professor Roy Sembel mengatakan, saat ini masih banyak pengusaha yang terjun karena 'the power of kepepet' akibat tidak mendapatkan pekerjaan kantoran. 

BERITA REKOMENDASI

Maka dari itu, mindset atau pola pikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan, melalui institusi pendidikan yang memiliki mata kuliah penting di kampus. 

Prof. Roy juga menyoroti perubahan dunia bisnis terutama yang dilakukan startup dalam mengandalkan growth hacking atau pertumbuhan perusahaan yang cepat. Menurutnya, perusahaan yang fokus mempercepat pertumbuhan, tingkat keberhasilannya hanya tiga persen. Tak heran banyak perusahaan startup yang gulung tikar dalam jangka waktu dibawah lima tahun.

"Ada hal yang tetap harus dijaga dalam bisnis supaya bertahan dalam jangka panjang yaitu cash tentang apakah bisnisnya bisa menutup biaya operasional, profit margin yaitu soal menguntungkan atau tidak, turn over yakni apakan bisnisnya mampu memutar modal usaha, dan yang paling penting adalah fokus kepada pelanggan. Boleh saja fokus ke growth, tapi pertumbuhan yang bertanggungjawab," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas