Menkeu Sri Mulyani Beberkan Empat Tantangan Berat Usai WHO Cabut Status Darurat Covid-19
Sri Mulyani, membeberkan empat tantangan berat yang bakal dihadapi usai WHO mencabut status darurat Covid-19. Apa saja?
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
"Ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk terus bisa menjaga kinerja eksternalnya," tegasnya.
Sementara tantangan keempat, Sri Mulyani menjelaskan, Covid-19 bukan merupakan pandemi terakhir. Kata dia, kejadian pandemi pasti akan berulang, untuk itu dia menegaskan untuk tetap berjuang dari scaring effect.
Menurut Sri Mulyani, selain keempat tantangan itu perekonomian Indonesia di tahun 2023 sampai 2024 dihadapkan pada tekanan berat. Dia mengaku, inflasi global masih terus menghantui.
Terlebih, ketatnya likuiditas global dan kenaikan suku bunga serta persoalan perbankan di Amerika Serikat dan Eropa menyebabkan prospek ekonomi dunia akan cenderung melemah.
"Laju inflasi global yang belum kembali ke level normal rendah menyebabkan suku bunga acuan global cenderung tertahan di tingkat tinggi," ucap Ani.
"Konsekuensinya likuiditas global akan ketat, cost of fund menjadi tinggi, ruang kebijakan di banyak negara makin terbatas, gejolak perbankan di AS dan Eropa menambah resiko ketidakpastian," jelasnya.
WHO Umumkan Darurat Kesehatan Covid-19 Telah Berakhir
WHO atau organisasi kesehatan dunia mengumumkan darurat kesehatan pandemi Covid-19 telah berakhir.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan virtual Jumat malam (05/05/2023).
"Covid-19 sekarang menjadi masalah kesehatan yang mapan dan berkelanjutan yang tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC)," kata Tedros dikutip dari keterangan situs resmi WHO.
Tedros mengatakan, selama sesi pertemuan yang berlangsung mulai Kamis kemarin, anggota Komite menyoroti telah terjadi tren penurunan kematian Covid-19, penurunan rawat inap terkait Covid-19 dan penerimaan unit perawatan intensif, maupun tingginya tingkat meningkatnya imunitas terhadap SARS-CoV-2 karena vaksin.
"Jumlah kematian dan rawat inap yang dilaporkan setiap minggu terus menurun," lanjut Tedros.
Nantinya akan ada publikasi tentang Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis Covid-19 tahun 2023-2025.
Hal ini guna memandu negara-negara dalam transisi menuju manajemen Covid-19 jangka panjang.