Sejak Jadi Pelaku UMKM, Pengusaha Amplang Asal Bekasi Kian Akrab dengan Sistem Pembayaran Digital
Marfiyanti merasa sangat terbantu dengan metode pembayaran non-tunai tersebut. Apalagi, ia senang mengikuti bazar atau pameran.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Marfiyanti, pemilik usaha Amplang asal Bekasi ini mengaku akrab dengan metode pembayaran cashless sejak menjadi nasabah Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) BRI di tahun 2021.
Ia menyebut, pihak BRI memfasilitasi barcode QRIS untuk usahanya.
"Saya punya QRIS usaha itu karena BRI. Waktu mengajukan KUR diproses terus juga dikasih barcode QRIS dengan nama usaha ini Amplang Marfi," kata Marfiyanti saat ditemui di kediamannya di Tambun Selasa, Selasa (9/5/2023).
Perempuan asal Minang ini pun merasa sangat terbantu dengan metode pembayaran non-tunai tersebut.
Baca juga: QRIS Bantu Pengusaha Punya Catatan Transaksi Lebih Rapi
Apalagi, ia senang mengikuti bazar atau pameran.
Salah satu bazar UMKM yang ia ikuti adalah Pesta Rakyat BRI Simpedes di Karawang Jawa Barat pada 2022.
"Alhamdulillah produk kita habis selama bazar 3 hari. Peminatnya banyak. Saya pikir seperti bazar bias gitu. Biasa saya bawa 10-20. Saya bawa 100 packs kurang malahan. Saya branding Alhamdulillah dagangan sudah habis. Berangkat bawa barang pulang bawa cuan," kata dia.
Selama mengikuti beragam bazar, Marfi mengatakan, QRIS membuat pembayaran kian mudah dan cepat.
Karena itu, sampai saat ini pembayaran non-cash untuk usahanya maupun kegiatan harian terus dilakukannya.
"Gak perlu lagi saya cari-cari uang kembalian pas lagi rame pembeli. Scan langsung masuk rekening dan invoice terekam baik," urai Marfi.
Diketahui, amplang Marfi memanfaatkan hasil nelayan di Muara Gembong yakni ikan payus.
Marfi menyebut, pinjaman kredit usaha rakyat BRI (KUR) digunakan untuk mengembangkan bisnis amplangnya.
Baca juga: BI Luncurkan Pembayaran Antarnegara, Belanja di Malaysia Kini Bisa Bayar Pakai QRIS
Pada tahun 2021, Marfi menerima pesanan sebanyak 1.200 bungkus amplang dari Batam.
Karena harus memproduksi dalam jumlah besar, ia membutuhkan dapur dan peralatan memasak yang mumpuni.
"Saya coba mengajukan KUR di BRI. Saya ajukan 70 juta karena sesuai kebutuhan. Alhamdulillah cair 70 juta dalam sehari," ungkap dia.
Kedepan sebagai binaan BRI Grand Wisata, ia menginginkan agar menerima pembinaan lebih baik dari BRI seperti pelatihan digital marketing, pembuatan legalitas P-IRT maupun sertifikat halal.
"Saya pengen binaan BRI itu dirangkul. Seperti ada pertemuan sesama UMKM BRI. Jadi ada binaan, ada pelatihan ada grupnya terus membangun komunikasi yang baiklah untuk jangka panjang," kata dia.
Disarankan Jadi Oleh-oleh dari Bekasi
Produk amplang buatannya pun kemudian diketahui Pj Bupati Kabupaten Bekasi Dani Ramdan.
Marfi disarankan untuk mem-branding amplangnya sebagai Oleh-oleh Bekasi.
"Karena ini ikannya dari Muara Gembong ikan payus. Jadi Bekasi yang diangkat itu (oleh-oleh Bekasi)," tuturnya.
Sambil terus mengenalkan produknya, ia berupaya untuk mengatasi kendala agar amplangnya awet dan tahan lama.
Renyahnya apmplang buatannya hanya bertahan dua bulan.
Marfi pun berharap segera mendapatkan pembinaan dari dinas terkait cara pemberian pengawet untuk makanan.
Hal ini membuatnya belum berani lagi menerima pesanan dalam jumlah banyak.
"Jadi saya belum berani lagi partai besar, baru sekitar Bekasi saja atau teman-teman yang beli 10-20 bungkus," ucapnya.
Manager bisnis mikro Kantor Cabang Pasar Minggu Setiawan membenarkan, ketika seorang nasabah UMKM BRI maka langsung memiliki fasilitas barcode QRIS untuk usahanya.
"Kalau kami (BRI) setiap yang menjadi nasabah UMKM selalu kita bundling dengan QRIS karena memang QRIS ini sangat membantu dalam literasi keuangan UMKM tersebut. Karena lebih flexibel, tidak perlu tunai, cashless otomatis masuk ke rekening UMKM," kata Setiawan yang ditemui di Jakarta, Sabtu (20/05/2023).