Masih Jauh Tertinggal, OJK Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Syariah
OJK mencatat literasi keuangan syariah masih jauh dibandingkan literasi keuangan umum.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Otoritas Jasa Keuangan, Aman Santosa menyampaikan adanya gap atau jarak antara literasi keuangan syariah dan umum.
Hal tersebut dilihat dari survei nasional yang menunjukkan nilai literasi keuangan syariah hanya mencapai 9,1 persen. Angka tersebut masih jauh dibawah hasil survei terhadap literasi keuangan umum.
Demikian disampaikan Aman Santosa dalam acara Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) 2023, di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Masyarakat Kerap Jadi Korban Investasi Bodong, OJK Sebut Akibat Rendahnya Literasi Keuangan
"Ini sangat jauh dibandingkan literasi di sektor keuangan yg konvensional yang sudah mencapai 50 persen. Alhamdulilah kalau surveinya bank indonesia lebih baik, ini menunjukkan angka 23,3 persen," ujar Aman.
"Tapi intinya, mau 9 persen, mau 23 persen, intinya itu memang masih ada gap yang sangat besar antara literasi keuangan syariah dengan literasi keuangan untuk sektor yang konvensional," tegasnya.
Dikatakan Aman, rendahnya nilai literasi keuangan syariah menjadi perhatian pemerintah. Meski jika dilihat secara tahunan, dia menilai ada peningkatan walau tidak signifikan.
"Tetap kita syukuri bahwa setiap tahun tetap meningkat. Walaupun tadi saya katakan, masih jauh dibawah literasi keuangan konvensional yang sudah mencapai angka sekitar 49 sampai 50 persen," ungkapnya.
Senada dengan Aman Santosa, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menambahkan, literasi dan inklusi keuangan syariah memang masih perlu didorong.
Terlebih, nilai literasi keuangan syariah masih jauh dibandingkan literasi keuangan umum.
"Sebagai perbandingan, kalo literasi keuangan secara umum sudah mencapai 50 persen, inklusi nya 80 persen. Tapi untuk syariah masih jauh, literasi 9 persen inklusi masih 12 persen," ucap dia.
"Jadi ini terus kita dorong sebagai bentuk komitmen kita semua dalam pengembangan sektor jasa keuangan di Indonesia, terutama sektor jasa keuangan syariah di Indonesia," paparnya.