Cegah Kasus Penipuan Keuangan, Platform Diskusi Ini Gencarkan Edukasi ke Masyarakat
Kurangnya pengetahuan dasar tentang investasi berimbas pada ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap pasar keuangan.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini belum semua anggota masyarakat belum mampu memahami dan menerapkan berbagai keterampilan keuangan, seperti manajemen tabungan pribadi, membuat penganggaran, pengelolaan uang, sampai pada kemampuan investasi.
Kurangnya pengetahuan dasar tentang investasi berimbas pada ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap pasar keuangan. Hal ini mendorong upaya penguatan literasi investasi di Tanah Air terus ditingkatkan.
Founder Tumbuh Makna, Muliadi San mengatakan, rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan pribadi serta kurangnya pemahaman terkait risiko atas produk-produk investasi keuangan yang seringkali menyebabkan masyarakat terjebak pada dua sisi.
Tumbuh Makna adalah platform yang memberikan informasi mengenai pengetahuan investasi dan pemahaman yang mendalam terkait pengelolaan keuangan pribadi serta produk-produk investasi keuangan dan analisa terkait risiko dan potensi di pasar modal.
"Di satu sisi ada yang meremehkan risiko yang akhirnya terjebak pada instrumen dengan risiko yang melebihi batas toleransinya dan di sisi lain ada yang ketakutan dan tidak percaya pada instrumen investasi keuangan sehingga akhirnya memilih untuk tidak sama sekali," kata Muliadi San dalam keterangan tertulis, Rabu(31/5/2023).
Berdasarkan data yang diolah dari World Bank, rasio dana simpanan terhadap PDB di Indonesia berada di angka 33,07 persen per akhir 2021. Dimana Indonesia berada pada peringkat 20 di dunia, sementara di ASEAN Indonesia ada di peringkat 2, di bawah Singapura (44,5%) dan di atas Vietnam (32,65%).
Data ini merupakan cerminan bagaimana sesungguhnya Indonesia telah berada di tahap saving society.
Berdasarkan data distribusi simpanan bank umum yang dirilis LPS per Maret 2023, telah terdapat lebih dari 511 juta rekening simpanan dengan total dana simpanan mencapai Rp8.045 triliun.
Baca juga: 300 Siswa Jadi Inisiator Kampanye Literasi Keuangan Digital Lewat Program Ku Cerdig
Jumlah rekening tersebut telah tumbuh lebih dari 65% dan total dana simpanan yang tumbuh sekitar 33% sejak tahun 2019.
Upaya pemerintah untuk mentransformasi Indonesia menjadi investment society sesungguhnya telah tercermin dari beberapa langkah, hal ini dapat dilihat dalam perkembangan data-data terakhir.
Misalnya, pemerintah secara aktif terus menerbitkan obligasi seri ritel baik konvensional maupun syariah seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Saving Bond Retail (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST).
Baca juga: Perluas Literasi Keuangan, PBNU Teken Kerjasama dengan Prudential Syariah
Seri obligasi ritel ini, selain tersedia dengan nominal minimum transaksi yang lebih kecil agar terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan seri non-ritel dengan tenor penerbitan yang sama.
Namun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 49,68%. Meski naik dari tahun 2019 yang hanya 38,03%.
Data tersebut menandakan bahwa masih ada sebagian dari masyarakat Indonesia yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep dasar keuangan sehingga sering memicu kejadian yang akhirnya membuat banyak pihak terjebak dalam kasus penipuan dan kecerobohan investasi.
Baca juga: Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Meningkat Jadi 49,68 Persen
Fenny Tjahyadi, salah satu Co-Founder Tumbuh Makna mengatakan, berkaca pada kejadian keuangan yang sering dialami masyarakat, dampak buruk dari rendahnya literasi investasi akan memicu berbagai hal.
Di antaranya adalah pengambilan keputusan finansial yang kurang baik, rentan terhadap penipuan keuangan, kesulitan merencanakan masa depan keuangan, rendahnya tingkat investasi dan pertumbuhan kekayaan kemudian kalkulasi yang tidak tepat sasaran sehingga menjadi sumber utang dan kredit tanpa pemikiran yang matang, sampai pada kerugian yang parah yakni mendorong rendahnya kualitas hidup dan mengganggu stabilitas keuangan individu dan keluarga.
"Oleh karena itu dukungan pemahaman literasi investasi dan keuangan seperti dari Tumbuh Makna yang baik sangat penting untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan membantu individu mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik," katanya.