Kerjasama BUMN dengan Arab Saudi, Energi Terbarukan dan Perbankan Syariah Jadi Sektor Potensial
Erick Thohir, mendorong perluasan kerjasama antara perusahaan-perusahaan pelat merah dengan perusahaan dari Arab Saudi.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mendorong perluasan kerjasama antara perusahaan-perusahaan pelat merah dengan perusahaan dari Arab Saudi.
Menurut Erick, digenjotnya perluasan kerjasama BUMN hingga ke kancah global merupakan upaya Kementerian BUMN untuk mentranformasi BUMN menjadi kuat dan berdaya saing.
"Transformasi di BUMN yang sudah didorong oleh Presiden kami untuk bertransformasi besar-besaran dalam 3 tahun terakhir. Transformasi ini didasari oleh komitmen kami untuk meningkatkan efisiensi, kompetitif dan transparansi di dalam BUMN," ucap Erick dalam akun media sosialnya, Sabtu (3/6/2023).
Baca juga: Simak Cara Cek Pengumuman Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Diumumkan Juni Ini
Erick mengungkapkan, saat ini ada sejumlah sektor potensial yang dapat dikerjasamakan antara BUMN dengan perusahaan Arab Saudi.
Sektor yang dimaksud adalah Energi Baru Terbarukan (EBT) dan juga perbankan syariah.
"Indonesia memiliki beberapa kerjasama dan Korporasi potensial bersama Arab Saudi, beberapa proyek yang sudah didiskusikan seperti energi terbarukan dan kerjasama strategis mengenai perbankan syariah," paparnya.
Erick berharap, neraca kerjasama antara Indonesia dan Arab Saudi harus seimbang. Yakni investasi tidak hanya besar oleh Arab Saudi di Indonesia, namun juga sebaliknya.
Contohnya seperti, harus banyak BUMN yang menggarap pasar potensial di Arab Saudi.
"Saya juga senang menyoroti sebagai cerminan, hubungan yang saling menguntungkan antara kedua negara, arus investasi yang ada tidak hanya dari Arab Saudi ke Indonesia tapi dari Indonesia ke Arab Saudi," ujar Erick.
"Dan saya menantikan kerjasama ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, nilai perdagangan antara Indonesia dengan Arab Saudi masih terbilang kecil jika dibandingkan negara-negara besar lain seperti Amerika Serikat hingga China.
Baca juga: Prakiraan Hujan di Indonesia Hari Ini, Sabtu 3 Juni 2023, BMKG: Wilayah Aceh Potensi Hujan Sedang
Menurut pria yang akrab disapa Zulhas ini, kecilnya nilai tersebut imbas adanya gap komunikasi antara pengusaha di Tanah Air dengan pengusaha di negara Timur Tengah.
Berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, perdagangan bilateral Indonesia dengan Arab Saudi pada tahun 2022 mencapai 7,5 miliar dolar AS, serta nilai ekspor mencapai 2 miliar dolar AS dan impor senilai 5,5 miliar dolar AS.
Sementara nilai investasi langsung (Foreign Direct Investment) Arab Saudi ke Indonesia sebesar 21,89 juta dolar AS pada periode 2018-2022.
"Rupanya ada gap komunikasi perusahaan besar di sana dan kita, ada komunikasi yang tidak sambung, makanya ini kita mau sambung," ucap Mendag Zulhas.