Pemerintah Dinilai Tak Bergerak Cepat Hadapi El Nino Meski Diingatkan Sejak Lama, Impor Jadi Andalan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak terjadi El Nino terjadi pada Agustus 2023.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah dinilai tidak bergerak secara cepat mengantisipasi dampak kemarau panjang atau El Nino ke sektor pertanian, yang dapat berujung kepada kenaikan harga pangan.
Padahal, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan prediksinya, bahwa berbagai wilayah di Indonesia akan terjadi El Nino yang puncaknya terjadi pada Agustus 2023.
Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan, langkah pemerintah menghadapi El Nino dengan menambah kuota impor beras pada tahun ini sebanyak 1 juta ton, memperlihatkan pemerintah tidak siap mengantisipasi dampak El-Nino pada komoditas padi.
Baca juga: Apa Itu Fenomena El Nino dan La Nina? Berikut Penjelasannya
"Adanya prediksi El-Nino ini sudah jauh-jauh di sounding. Mestinya pemerintah gerak cepat," kata Eliza dikutip dari Kontan, Jumat (16/6/2023).
Menurut Eliza, penambahan kuota impor ini merupakan langkah instan pemerintah dalam merespons El-Nino.
Padahal seharusnya pemerintah bisa menyiapkan langkah antisipasi yang kaitanya untuk peningkatan produksi padi jauh-jauh hari.
Misalnya dengan memastikan irigasi, bendungan air, dan embung hingga pompa termasuk kebutuhan solarnya untuk mengalirkan air ke sawah-sawah petani agar padi tetap terjaga produksinya.
Ia menyebut, pengurangan jumlah subsidi solar turut menjadi masalah yang harus dihadapi petani saat el-nino. Karena jumlahnya yang terbatas, sementara kebutuhan akan solar untuk pompa air tidaklah sedikit.
"Tentu pengurangan subsidi BBM akan berdampak kepada kenaikan biaya produksi," jelas Eliza.
Ia bilang, pemerintah seharusnya juga memberikan subsidi solar untuk menjaga daya beli petani. Sehingga petani bergairah untuk melakukan tanam padi dan dampak el-nino dapat teratasi.
"Karena setiap kali akan diumumkan impor harga gabah bisa langsung turun du pasaran. Tentu ini akan memukul petani," pungkas Eliza.
Impor Beras dari India
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan pemerintah India untuk impor beras.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, impor ini guna mengantisipasi naiknya harga beras saat el nino.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.