Pemerintah Dinilai Tak Bergerak Cepat Hadapi El Nino Meski Diingatkan Sejak Lama, Impor Jadi Andalan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak terjadi El Nino terjadi pada Agustus 2023.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
"Tentu kita sama-sama dengan Kementerian lain juga akan memonitor pergerakan pasokannya. Baik itu dari teman-teman Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Kemendag untuk memastikan ke depan," pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ketersedian dan stabilisasi Panagan, Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, terdapat 2 strategi yang harus diterapkan dalam menghadapi El Nino. Mulai dari sisi hulu hingga hilir.
Untuk di sektor hulu, perlunya peningkatan volume produksi. Dan untuk sisi hilir harus ada penguatan stok untuk ketahanan.
"Di sektor hulu harus meningkatkan produksi dan mengantisipasi dengan berbagai cara. Itu adalah wilayah teman-teman di Kementerian Pertanian dan di Kementerian Perindustrian. Di sisi hilir, maka kita harus melakukan langkah-langkah penguatan stok, penguatan cadangan pemerintah," papar Gusti.
"Artinya begini, dalam Undang-Undang Pangan nomor 18 tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam ancaman," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.