Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inovasi, Kolaborasi, dan Digitalisasi Dinilai Jadi Kunci Peningkatan Penetrasi Ekonomi Syariah

Inovasi dan kolaborasi yang didukung oleh digitalisasi dinilai menjadi langkah bersama yang perlu diakselerasi oleh berbagai pihak guna

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Inovasi, Kolaborasi, dan Digitalisasi Dinilai Jadi Kunci Peningkatan Penetrasi Ekonomi Syariah
thinkstockphoto
Ilustrasi ekonomi syariah. 

Pihaknya pun memperluas kolaborasi dengan bergabung menjadi Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).

Sementara itu, Harpedi Suseto, Head of Digital Ecosystem Prudential Syariah, mengatakan kolaborasi dan inovasi yang didukung digitalisasi menjadi langkah penting untuk berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi maupun solusi proteksi bagi masyarakat muslim di Indonesia. Peningkatan penetrasi ekonomi syariah tak dapat dilakukan secara parsial.

Baca juga: Wakil Ketua Banggar DPR: Pesantren Bisa Diberdayakan Untuk Pengembangan Ekonomi Syariah

"Salah satu kendala ekonomi syariah di Indonesia adalah rendahnya literasi. Di asuransi, literasinya rendah, inklusinya lebih rendah lagi. Padahal, potensi muslim di Indonesia luar biasa," jelasnya.

Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan potensi ekonomi syariah terbesar keempat di dunia, setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.Walaupun memiliki potensi yang besar, sayangnya masih terdapat tantangan untuk mencapai potensi tersebut, khususnya dalam aspek literasi dan inklusi keuangan syariah, termasuk untuk asuransi syariah. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan syariah baru mencapai 9,14%, sementara indeks inklusi keuangan syariah mencapai 12,12%.

Dia juga menegaskan bahwa Prudential Syariah menerapkan konsep inklusif yaitu "Syariah for All" dalam memperluas jangkauan pasar dan memberikan manfaat proteksi berbasis Syariah kepada masyarakat Indonesia.

Kolaborasi dan inovasi yang didukung oleh digitalisasi menjadi penting dalam mencapai tujuan tersebut.

"Melalui pendekatan tersebut, Prudential Syariah memperlihatkan kepada masyarakat bahwa ekonomi Syariah terus tumbuh berkelanjutan sesuai kebutuhan peserta," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, Ronald Yusuf Wijaya selaku Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), mengakui bahwa Indonesia dengan populasi muslim yang besar memiliki potensi ekonomi syariah yang masif. Penetrasi atas potensi itu akan bisa diwujudkan dengan pemanfaatan teknologi dan kolaborasi.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa AFSI merupakan rumah bagi startup, institusi, akademisi, komunitas dan pakar syariah yang bergerak bersama, mendorong ekonomi syariah dengan memanfaatkan teknologi.

"Total jumlah anggota AFSI saat ini adalah 85 anggota. Kami agak unik karena lebih beragam karena AFSI adalah rumah dari semua ekosistem yang berhubungan,” jelasnya.

Dengan bergabungnya Prudential Syariah, Ronald mengatakan AFSI akan mendorong kolaborasi yang lebih luas dari seluruh anggota dan juga pihak-pihak terkait yang ingin bergabung.

"Sebab kami punya visi dan misi untuk mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan syariah Indonesia menjadi nomor satu,” kata Ronald.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas