Progres Pembangunan Capai 51,6 Persen, Smelter Amman Mineral di Sumbawa Bakal Rampung Tahun Depan
Percepatan pembangunan smelter AMNT sejalan dengan komitmen Indonesia dalam hilirisasi industri guna mewujudkan Indonesia Maju.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal rampung pada pertengahan 2024.
Kepastian ini setelah Presiden Joko Widodo bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meninjau langsung kemajuan dari proyek tersebut pada kemarin, (20/6/2023).
Percepatan pembangunan smelter AMNT sejalan dengan komitmen Indonesia dalam hilirisasi industri guna mewujudkan Indonesia Maju.
Baca juga: Antam Sebut Proyek Smelter SGAR Terus Berjalan, Ditargetkan Rampung Juni 2024
"Saya hanya ingin memastikan bahwa progresnya sesuai dengan perencanaan dan selesai pertengahan tahun depan," ucap Presiden Jokowi kepada awak media.
Pernyataan ini didasari dari hasil verifikasi terakhir progres pembangunan smelter PT AMNT yang dilakukan oleh tim investasi dan Kementerian ESDM yang telah mencapai 51,63 persen.
Jokowi pun meyakini pembangunan smelter ini dapat selesai sesusi target yang sudah ditetapkan. "Insyaallah di pertengahan 2024 sudah selesai," katanya.
Presiden berharap agar industrialisasi juga bisa dilakukan pada turunan dari katoda tembaga yang dihasilkan agar memberi nilai tambah dan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.
Jokowi juga menyampaikan bahwa ketika pembangunan smelter telah selesai dan siap berproduksi-baik yang berasal dari nikel, tembaga, bauksit, dan timah-maka akan memberi nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi perekonomian dalam negeri.
"Baik berupa nilai ekspornya, juga membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya" pungkasnya.
Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional yang merupakan induk dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara mengatakan, percepatan pembangunan smelter sejalan dengan dorongan pemerintah dalam mewujudkan hilirisasi sumber daya mineral di dalam negeri.
Menurut Alexander, dana yang dibutuhkan untuk membiayai proyek pengembangan tambang ini sangat besar, yakni lebih dari 3 miliar dolar AS.
Namun angka tersebut sudah termasuk fasilitas processing plant serta proyek smelter.
Dana senilai 3 miliar dolar AS itu merupakan anggaran belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) selama dua tahun yakni tahun 2023 hingga 2024.
"Untuk investasinya, 2,1 miliar dolar AS itu di luar smelter. Khusus untuk smelter itu nilainya sekitar 1 miliar dolar AS," paparnya.
Di luar kedua proyek tersebut, perusahaan juga akan membangun pembangkit listrik.
Menurut Alexander selama ini kebutuhan listrik disuplai dari pembangkit listrik batu bara dan diesel.
Berhubung perusahaan berkomitmen mengurangi emisi, maka penggunaan batu bara serta BBM dipastikan akan dikurangi. Amman akan membangun pembangkit listrik bertenaga gas, surya, hingga angin.
"Di sisi lain kita harus meningkatkan sumber daya listrik kita. Sekarang kita pakai power plan coal dan diesel. Ini nanti akan kita shut down dan pakai gas power plan," papar Alexander.