Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

China Larang Impor Makanan Laut Dari Jepang, Buntut Isu Pencemaran Limbah Nuklir

GAC mulai memperketat peraturan dengan melarang masuk impor makanan laut yang berasal dari Jepang

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in China Larang Impor Makanan Laut Dari Jepang, Buntut Isu Pencemaran Limbah Nuklir
Foto Jiji
Kawasan pembangkit nuklir Daiichi di Fukushima. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Bea Cukai China atau Administrasi Umum Kepabeanan China (GAC) mulai memperketat peraturan dengan melarang masuk impor makanan laut yang berasal dari Jepang

Larangan ini dirilis GAC usai pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk membuang 1 juta metrik air olahan radioaktif nuklir dari pembangkit listrik Fukushima ke laut Pasifik yang akan di mulai pada musim panas tahun ini.

Kendati badan pengawas nuklir PBB mengklaim bahwa air olahan limbah nuklir Jepang aman dan telah disaring secara ketat untuk menghilangkan sebagian besar isotop.

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Peringatkan Vladimir Putin agar Tidak Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina

Namun hal tersebut tak lantas meredakan kekhawatiran pemerintah China terkait adanya kontaminasi nuklir yang berbahaya bagi tubuh manusia.

“Laporan itu tidak sepenuhnya mencerminkan pandangan semua ahli yang terlibat dalam proses penilaian. Kesimpulannya pun tidak didukung dengan suara bulat oleh para ahli, saya khawatir pelepasan air limbah tidak hanya mencemari (laut) dan menyebabkan masalah kesehatan,” jelas juru bicara GAC.

Untuk mencegah timbulnya dampak radioaktif nuklir pada makanan warga China, kini GAC memberlakukan larangan pembelian makanan dari 10 wilayah di Jepang termasuk dari Fukushima.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu pemerintah China menjelaskan pihaknya akan terus berupaya memperkuat deteksi dan pemantauan zat radioaktif untuk memastikan keamanan makanan yang diimpor dari Jepang bagi konsumen China, mengutip dari CNBC International.

Korsel dilanda panik buying garam laut

Akibat rencana pembuangan air olahan radioaktif nuklir, jutaan masyarakat Korea Selatan selama sepekan terakhir dilanda panic buying garam laut.

Hal ini bahkan berimbas pada naiknya harga garam laut di sejumlah toko swalayan dan pusat perbelanjaan di Korea Selatan, melonjak sekitar 27 persen bila dibandingkan dengan harga awal bulan Juli kemarin.

Menurut data survei dari lembaga Research View, hampir 85 persen warga Korsel menentang rencana Jepang untuk membuang air limbah ke laut.

Baca juga: Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Pelatihan Regional Pelarangan Uji Coba Nuklir

Namun hal tersebut tak lantas membuat pemerintah Jepang mengurungkan niatannya untuk membatalkan rencana pembuangan limbah air olahan radioaktif nuklir

"Saya khawatir pelepasan air limbah tidak hanya mencemari (laut) dan menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga menaikkan harga garam dan makanan laut," kata warga Korsel, Park Young-sil (67)

"Saya baru saja membeli lima kilogram garam, Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman " ucap warga lainnya, Lee Young-min (38 tahun).

Mencegah timbulnya aksi panic buying lanjutan, pemerintah Korea Selatan menjelaskan bahwa pihaknya mulai melepaskan sekitar 50 metrik ton garam per hari dengan diskon 20 persen dari harga pasar hingga 11 Juli 2023.

Selain itu otoritas perikanan Korea Selatan juga berjanji akan terus memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas