World Beach Games 2023 Batal Digelar, Sandiaga Uno: Hilang Potensi Devisa Pariwisata Rp198 Miliar
Perhelatan AWBG 2023 telah diprediksi akan mendatangkan sebanyak 6.900 wisatawan mancanegara.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menghitung potensi devisa pariwisata yang hilang karena batalnya perhelatan ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 yang seharusnya berlangsung pada 5-12 Agustus di Bali.
Kemenparekraf memprediksi Indonesia telah kehilangan potensi devisa pariwisata sebesar 13,15 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 198,17 miliar.
"Itu potensi dari segi devisa pariwisata, tapi tentunya ada multiplier effect lainnya," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di acara Weekly Brief with Sandi Uno di Kemenparekraf, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: ANOC World Beach Games Bali 2023 Batal Digelar, Komisi X DPR Segera Panggil Kemenpora
Selain itu, kata Sandiaga, sejatinya perhelatan AWBG 2023 telah diprediksi akan mendatangkan sebanyak 6.900 wisatawan mancanegara.
"Dari beberapa data yang sudah kami kumpulkan, kami memprediksi ada 6.900 wisatawan mancanegara untuk AWBG 2023 karena Kemenparekraf kan ikut mempromosikan, ikut bidding, dan sudah ada beberapa komitmen yang sudah dilakukan juga," ujar Sandiaga.
Meski demikian, Sandiaga tak ingin pembatalan AWBG 2023 menimbulkan perpecahan karena berbagai pihak yang saling menyalahkan.
"Pasti ada sejuta cerita di balik pembatalan ini. Pasti ada pihak-pihak yang kecewa. Jangan kita larut dalam kesedihan. Mari kita isi dengan event-event lainnya," ujar politisi partai PPP itu.
Sebelumnya, World Beach Games 2023 batal digelar setelah Bali memutuskan untuk mundur menjadi tuan rumah
Mundurnya Bali sebagai tuan rumah World Beach Games 2023 ini diumumkan oleh Association of National Olympic Committees (ANOC) melalui laman resmi mereka pada Selasa (4/7/2023) malam.
Disebutkan alasan Indonesia menarik diri sebagai tuan rumah lantaran tidak turunnya anggaran dari pemerintah.
"Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyatakan keputusan itu diambil setelah anggaran tidak dikeluarkan oleh Pemerintah negara dan tidak ada waktu lagi untuk menyelenggarakan Olimpiade," ungkapnya.