Kementerian ESDM Kembangkan Bioetanol Lebih Masif untuk Campuran BBM Kendaraan
Kementerian ESDM akan mengembangkan bioetanol lebih masif lagi sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan terus mengembangkan bioetanol lebih masif lagi sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, pengembangan yang sudah dilakukan Pemerintah saat ini masih dalam skala pilot project untuk menghitung kualitas bahan bakar yang dihasilkan dan nilai keekonomiannya.
"Pengembangan bahan bakar nabati yang renewable dan terbukti dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil. Ini sesuatu yang bagus dan sudah ada contohnya di beberapa negara tropis seperti di Brazil," ucap Menteri Arifin Tasrif dalam keterangannya dikutip, Minggu (16/7/2023).
Menurutnya, pengembangan jenis bahan bakar baru harus melalui serangkaian tahapan dan pengujian. Tahapan yang dimaksud perlu dilakukan agar tergambar kelayakan untuk diproduksi secara massal.
Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 November 2022 telah meluncurkan program Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi.
Peresmian ini dilaksanakan di sela kunjungan kerja di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Sementara itu, Tim Studi Bioetanol ITB telah melakukan kajian pencampuran etanol 5 persen ke ke dalam Pertalite (RON 90) menjadi kualitas sama dengan Pertamax (RON 92).
Baca juga: 15 SPBU di Surabaya Bisa Layani Pembelian BBM Bioetanol Akhir Bulan Ini
Studi ITB tersebut konsisten dengan kajian pencampuran etanol 5 persen dengan pertalite RON 90 yang dilakukan oleh PT Pertamina.
Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi melalui pengurangan ketergantungan impor bahan bakar minyak nasional, sekaligus menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
Baca juga: Pertamina Segera Jual BBM Campuran Bioetanol, Menteri ESDM Tegaskan Tak Beri Subsidi
"Kita saat ini baru pada tahap pilot, baru akan ada scale up. Nanti baru dianalisa keekonomiannya dan selama itu harus juga ada free marketing," ungkap Arifin.
"Uji coba dulu respon dari masyarakat baik atau tidak kemudian kualitasnya bagus atau tidak dan memang harus ada tahap-tahapan seperti itu. Dan jika sudah skala besar, kita akan bangun industrinya. Pasti kita harus menuju ke sana karena kita masih punya lahan yang luas," pungkasnya.