Fenomena Gading Serpong, Dulunya Hutan Karet, Kini Jadi Kawasan Kota Mandiri Layak Huni
Berinvestasi di properti dianggap menguntungkan karena nilai pasarnya terus meningkat dan tidak tergerus inflasi.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Properti masih menjadi salah satu investasi menguntungkan karena kebutuhan akan hunian tidak akan pernah berhenti karena pertumbuhan populasi penduduk yang terus meningkat.
Berinvestasi di properti juga dianggap menguntungkan karena nilai pasarnya terus meningkat dan tidak tergerus inflasi.
Sejumlah kota baru di sekitar Jakarta kini memiliki prospek menjanjikan karena kawasannya semakin berkembang dan didukung fasilitas lengkap. Misalnya, Gading Serpong di Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang, Banten, yang lokasinya berada di tenggara Kota Jakarta.
Baca juga: Batam Wilayah Prospek untuk Berinvestasi Properti, Ini Alasannya
Kawasan hunian ini berkembang menjadi kawasan elit dan sukses dikembangkan oleh dua pengembang ternama, Summarecon Serpong dan Paramount Land menjadi sebuah kota baru sekaligus menjadi kawasan pemukiman menengah atas, pusat perdagangan, jasa, perkantoran, dan pusat pendidikan.
Pengamat bisnis properti yang juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan, kawasan Serpong dan Gading Serpong merupakan prototipe kota baru masa depan karena menurutnya, konsep pengembangannya bagus, fasilitasnya komplit, dan menghadirkan inovasi inovasi baru yang menjadi kebutuhan masa depan.
“Gading Serpong tidak jauh berbeda dengan Jakarta, fasilitas untuk kaum urban tersaji lengkap. Bedanya, Gading Serpong sebagai kota satelit skalanya lebih kecil (dari Jakarta) tetapi dirancang bagus dan tertata dengan infrastruktur memadah,” ujarnya usai diskusi dengan media di Jakarta, Selasa (18/7/2023).
Wilayah ini menjadi kawasan kota mandiri yang ideal seluas 2.000 hektare karena terletak di tengah-tengah kawasan pengembang besar seperti Lippo Karawaci, BSD City, Alam Sutera, dan Puri Indah, dengan memiliki akses ke tol Jakarta-Merak dan tol JORR.
Kawasan ini berkembang menjadi pusat bisnis, gaya hidup, kesehatan dan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi seperti Bethsaida Hospital, perhotelan seperti Atria, ARA dan Fame, kemudian, gedung perkantoran, sarana ibadah, pusat kuliner, dan jasa keuangan.
Sejarah Gading Serpong
Gading Serpong pertama kali dikembangkan awal tahun 90-an dan awalnya hanya berupa perkebunan karet. Harga tanah di wilayah ini saat itu masih puluhan ribu rupiah dibanding sekarang yang sudah belasan juta rupiah per meter persegi (m2).
Harga properti yang terus meroket dipicu beragam faktor tadi, jelas membuat harga tanah di kawasan makin tinggi bahkan tak kalah dengan Jakarta. Harga lahan di berbagai klaster hunian di Gading Serpong saat ini mencapai Rp12 juta - 20 juta/m2, sementara lahan komersial berkisar mulai Rp20 juta - 40 juta/m2.
Baca juga: BI Diprediksi Tahan Kenaikan Suku Bunga, Analis: Sektor Properti Siap Menggeliat
Menurut Country Manager Rumah.com Marine Novita, tren harga properti di Tangerang, termasuk Gading Serpong, berada poin 24,5 persen di kuartal-III 2022, naik dalam tiga tahun terakhir dibanding Tangerang Selatan (11,5 persen), Kabupaten Bogor (8,5 persen) dan Depok (7,5 persen). “Penyebab dari kenaikan harga tanah di Gading Serpong terjadi karena beberapa hal, mulai dari inflasi atau ketersediaan tanah yang tidak pernah naik sementara jumlah penduduk terus bertambah. Ini fakta yang terjadi,” terangnya.
Mengacu pada data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023, pada kuartal I 2023 industri properti di tanah air mendapatkan sentimen positif khususnya pada indeks harga dan permintaan baik dari sisi penjual maupun pembeli.
"Indonesia Property Market Report Q2 2023 menunjukkan kenaikan indeks harga properti sebesar 1,7 persen secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dan kenaikan indeks harga sebesar 7,1 persen secara tahunan. Kenaikan secara kuartalan dan tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya," jelas Marine dalam keterangan tertulis, belum lama ini.
Marine menjelaskan, dari sisi suplai, indeks suplai pada kuartal I 2023 masih stagnan pada angka yang sama dengan kuartal sebelumnya yaitu sebesar 0,3 persen. Namun secara tahunan, indeks suplai menunjukkan kenaikan sebesar 6,6 persen. Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan.
Sebelumnya, pada kuartal IV 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan. Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7 persen secara tahunan.
Generasi Ketiga
Presiden Direktur PT paramount Enterprise International (Paramount Land) Muhammad Nawawi mengatakan, Gading Serpong tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan baru di barat Jakarta, melainkan juga berkembang menjadi centre hub terhadap developer-developer di sekitarnya.
“Gading Serpong sudah tidak mudah lagi, sudah berjalan 30 tahun. Kalau dulu hanya sebatas satelit atau penopang wilayah Jakarta, sekarang jadi economy hub. Pertumbuhannya sangat cepat karena dalam sekian tahun jumlah penduduknya banyak, pembangunannya juga cepat melebar dan ke atas,” ujarnya kepada media di Tangerang, Senin (17/7/2023).
Menurutnya, kawasan Gading Serpong berkembang bukan hanya untuk hunian tapi kegiatan bisnis, lifestyle, kesehatan, wisata, dan lainnya dengan jangkauan yang luas dari seluruh area Jabodetabek.
“Belakangan kawasan ini mulai terbuka untuk orang luar, artinya dia tidak tinggal di sini tapi membuka usaha di sini, sehingga tingkat usaha di dalam kawasan Gading Serpong cukup tinggi. Ini fenomena yang sedang terjadi,” ungkap Nawawi.
Ia menyebut, penghuni di wilayah Gading Serpong ada yang sudah memasuki generasi ketiga. Saat ini ada lebih dari 10.000 KK (Kepala Keluarga) yang menghuni ribuan unit rumah di wilayah tersebut.
“Bahkan penduduknya sudah ada yang generasi ketiga. Mereka awalnya datang ke sini masih bujang, lalu menikah dan punya anak. Anaknya tumbuh dewasa lalu menikah dan buka usaha di Gading Serpong. Inilah ekosistem yang terjadi,” jelasnya. Pembangunan hunian di Gading Serpong makin menjangkau beragam segmen mulai dari milenial, menengah, hingga premium.
Dia menjelaskan, saat ini Paramount Land juga mengembangkan properti untuk investasi seperti Menteng Studio Loft 3 lantai yang dikembangkan dengan konsep larger space karena bangunan memiliki effective space luas untuk mengakomodir beragam kebutuhan bisnis di kawasan Il Lago, sekitar jalan penghubung Gading Serpong-BSD City.
Proyek ini ditawarkan terbatas 15 unit yang dibandrol mulai Rp8,5 miliaran per unit. “Kami selalu muncul dengan membuka celah segmen baru. Ada business loft seharga Rp20 miliar, ada juga komersial Rp7,5 - 8,6 miliar,” imbuh Nawawi.
Smart Digital City
Dalam 3-5 tahun mendatang kawasan Gading Serpong diprediksi akan semakin dinamis. Menurut Direktur Planning & Design Paramount Land Henry Napitupulu, pihaknya akan membangun kawasan hunian yang ramah lingkungan (green development) berbasis digital (smart digital city).“Ke depan pengembangannya makin advanced atau canggih. Tidak sebatas area hijau yang luas, banyak taman dan pepohonan, melainkan membangun kota cerdas berbasis internet,” kata Henry.
Hal itu sebagai antisipasi permasalahan kebutuhan daya listrik di kawasan. Pihaknya juga akan melakukan penataan landscape jalan bulevar Gading Serpong yang cenderung mengalami kemacetan panjang di jam-jam berangkat dan pulang kantor, termasuk menjelang akhir pekan yang biasanya amat padat.
“Satu diantaranya yang baru saja kami gagas adalah Paramount dengan Summarecon bersama-sama menunjuk konsultan untuk mengatur traffic management jalan utama, dengan mengganti smart traffic light yang bisa melihat jalur mana yang antriannya panjang, maka lampu hijaunya otomatis akan lebih lama. Biaya investasi ditanggung berdua,” kata Henry.
Saat ini pengembang ini masih menyisakan lahan sekitar 300 ha dari total 1.000 ha yang dipunyai di Gading Serpong. Sekitar 700 ha sudah dikembangkan menjadi ribuan unit rumah di puluhan klaster sejak 2004.
“Kami masih ada 132 ha land bank yang kami hold, karena itu untuk recurring income yang akan menjadi mesin perusahaan ke depannya,” buka Nawawi.
Dia mengatakan, kebutuhan lahan pengembangan produk baru per tahunnya berkisar antara 15 hingga 20 hektar. Hingga semester I 2023, Paramount Land berhasil meraup Rp3 triliun dari target marketing sales tahun ini yang mencapai Rp5,7 triliun.
“Gading Serpong diharapkan mampu memberikan dampak terhadap Tangerang Raya. Bisa jadi wilayah ini muncul sebagai kota sendiri. Jakarta dulu ya Monas doang, lalu muncul Jakarta Selatan, Barat dan Timur, selaju dengan penduduknya yang tidak terkendali," ujarnya. "Tidak menutup kemungkinan Gading Serpong jadi kawasan khusus di Banten karena kawasan ini menyumbang pendapatan tersendiri dan harus dikelola bersama-sama,” kata dia.