Semester I 2023, Bukalapak Kembali Mencatat Rugi, Apa Penyebabnya?
Sepanjang semester I tahun ini, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali menelan rugi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang semester I tahun ini, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali menelan rugi.
Hal itu dipicu oleh nilai investasi Bukalapak yang belum dan sudah terealisasi berbalik negatif.
Merujuk laporan keuangan per 30 Juni 2023, Bukalapak membukukan pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun. Raihan tersebut tumbuh 28,97 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 1,69 triliun di akhir Juni 2022.
Pos beban Bukalapak sepanjang semester I-2023 mengalami perbaikan. Adapun beban pokok pendapatan BUKA ikut membengkak 46,16 persen secara tahunan menjadi Rp 1,63 triliun.
Baca juga: 5 Langkah Beli Motor Listrik di Bukalapak Menggunakan Pembayaran Paylater
Beban penjualan dan pemasaran Bukalapak turun 46,42 persen YoY menjadi Rp 322,22 miliar. Beban umum dan administrasi Bukalapak ikut turun 48,37 persen secara tahunan menjadi Rp 682,25 miliar.
Namun pada periode Januari–Juni 2023 nilai investasi Bukalapak yang belum dan sudah terealisasi berbalik rugi Rp 120,82 miliar. Padahal tahun sebelumnya, BUKA masih untung Rp 9,79 triliun.
Alhasil, Bukalapak harus mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 701,21 miliar pada Semester I-2021. Nilai tersebut berbalik 108,14 persen secara tahunan dari laba usaha di Rp 8,6 triliun pada semester I-2022.
Hingga tutup semester I-2023, BUKA harus menderita rugi bersih sebesar Rp 389,27 miliar. Pada semester I-2023, Bukalapak masih mencetak laba bersih senilai Rp 8,59 triliun.
Baca juga: Bukalapak Akuisisi Startup iPrice demi Kuasai Bisnis E-Commerce Asia
Per 30 Juni 2023, total aset Bukalapak mencapai Rp 27,1 triliun. Angka tersebut menyusut sebesar 1,11 persen dari posisi di 31 Desember 2023 senilai Rp 27,40 triliun.
Liabilitas Bukalapak per 30 Juni 2023 juga terpantau menciut sebanyak 9,11 persen menjadi Rp 825,20 miliar. Per 31 Desember 2023 liabilitas BUKA mencapai Rp 907,92 triliun. (Kontan)