Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kiamat Pangan Kian di Depan Mata, Harga Beras Vietnam-Thailand Semakin Melonjak

Harga beras Vietnam yang diperdagangkan di pasar global dalam sepekan terakhir dilaporkan melonjak ke level tertinggi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
zoom-in Kiamat Pangan Kian di Depan Mata, Harga Beras Vietnam-Thailand Semakin Melonjak
dok. Kementan
ilustrasi impor beras. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, HANOI – Harga beras Vietnam yang diperdagangkan di pasar global dalam sepekan terakhir dilaporkan melonjak ke level tertinggi, hingga tembus mencapai 575 dolar AS atau sekitar Rp 8,7 juta per ton (satuan kurs Rp 15.160).

Tak hanya Vietnam, Thailand produsen beras ketiga terbesar di dunia ini juga mematok naik harga berasnya dari awalnya dibanderol 545 dolar AS, kini melonjak jadi 610 dolar AS per ton atau sekitar Rp 9,4 juta per ton, jadi yang tertinggi sejak 11 tahun terakhir.

Baca juga: Bansos Beras Pemerintah Terbukti Efektif Tekan Harga di Pasar? Ini Kata Pengamat

Seperti yang dilansir dari media lokal Zawya, lonjakan ini terjadi tepat setelah Perdana Menteri India Narendra Modi memberlakukan larangan ekspor beras dunia mulai tanggal 20 Juli kemarin.

Larangan ekspor beras jenis non basmati diberlakukan Modi lantaran para petani di India mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrim, dimana sejak April 2023 India dilanda gelombang panas mencapai 46 derajat celcius.

Tak hanya gelombang panas, efek domino dari siklus el nino juga telah menyebabkan uap air berhembus ke arah daratan. Uap air yang terkena suhu panas di daratan selanjutnya mengembun menjadi hujan yang lebat dan suhu yang lembab.

Kondisi ini yang membuat para petani panen di sentra-sentra produksi beras seperti Punjab dan Haryana mengalami gagal produksi, hingga pasokan beras menipis dan memicu lonjakan harga beras non basmati sebesar 3 persen.

Baca juga: Badan Pangan Nasional: El Nino Tidak Untuk Ditakuti, Tapi Diwaspadai

BERITA REKOMENDASI

Meski larangan impor dianggap sebagai cara ampuh untuk mengembalikan kondisi cadangan beras dalam negeri, namun pasca kebijakan tersebut diberlakukan pasokan beras di pasar global mulai mengalami penyusutan di tengah naiknya permintaan.

Sebagai informasi , larangan ekspor beras bukan pertama kalinya yang dilakukan India. Pada Oktober 2007, PM India pernah memberlakukan larangan ekspor non-basmati dan baru dicabut pada April 2008.

Meski begitu, apabila pembatasan ekspor kali ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama maka sejumlah negara Asia dan Afrika kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan.

Seperti Singapura, Filipina dan Malaysia yang dilaporkan mulai mengalami kiamat pangan, lantaran kesulitan dalam mendapatkan pasokan beras dengan harga murah, mengingat ketiganya merupakan negara yang paling banyak mengimpor beras India.

Baca juga: Antisipasi El Nino, BNPB Siapkan 31 Helikopter untuk Atasi Kebakaran Hutan

“Thailand dan Vietnam tidak memiliki cukup persediaan untuk menutupi kekurangan, pembeli Afrika akan paling terpengaruh oleh keputusan India. Efek pembatasan ini kemungkinan besar akan berdampak pada ancaman krisis pangan global,”ujar BV Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras.


Stok beras RI Aman

Ditengah munculnya isu kiamat pangan, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa pasokan beras negara di tahun 2023 masih aman dengan total cadangan beras mencapai 7.681.209 ton, angka itu mengacu pada prognosa neraca pangan per 30 Juli 2023.

Dengan pasokan yang surplus, pemerintah optimis larangan ekspor India tidak akan mengganggu rencana importasi beras Indonesia tahun ini.

Untuk mewujudkan pemenuhan Cadangan Pangan di tengah ancaman ekspor beras India dan bencana el nino, Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita menjelaskan bahwa pemerintah akan terus menjamin kebutuhan masyarakat melalui outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) .

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas