Belanja Produk Dalam Negeri Masih Rendah, Menkeu Sri Mulyani: Banyak yang Bisa Dioptimalkan
Sri Mulyani Indrawati menyatakan, realisasi Produk Dalam Negeri (PDN) baru mencapai Rp 387,81 triliun dengan 768.000 paket.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, realisasi Produk Dalam Negeri (PDN) baru mencapai Rp 387,81 triliun dengan 768.000 paket.
Nilai tersebut masih jauh dari target pengadaan barang dan jasa pada Rencana Umum Pengadaan (RUP) yaitu sebesar Rp 1.112,45 triliun, terdiri dari 5,3 juta paket.
Baca juga: Business Matching PDN 2023 Bukukan Transaksi Rp 200 Triliun
"Ini artinya kita masih banyak sekali belanja yang masih bisa dioptimalkan, saya berharap pengadaan barang dan jasa dalam 6 bulan terakhir tahun 2023 itu betul-betul bisa memacu penggunaan produk dalam negeri," ujar Sri Mulyani dalam acara Indonesia Catalog Expo and Forum (ICEF) di JI-Expo Kemayoran, Kamis (3/8/2023).
Bendahara negara itu mengatakan, dari nilai realisasi tersebut, sebesar Rp 216,36 triliun atau setara 55,79 persen adalah PDN. Sedangkan sisanya masih dalam proses verifikasi tingkat TKDN-nya.
Untuk itu, kata Sri Mulyani, pemerintah terus mendorong penggunaan produk lokal melalui berbagai program untuk mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Dalam hal ini pemerintah mendorong peningkatan realisasi belanja yang ditujukan kepada produk usaha mikro kecil menengah dan juga artisan sebesar Rp 250 triliun di dalam APBN," jelas dia.
Baca juga: Devisa Hasil Ekspor Atur Empat Sektor, Menkeu Sri Mulyani: Ada Tambahan 260 Jenis Barang
"Dukungan-dukungan ini pasti sangat berarti karena banyak UMKM di Indonesia yang masih harus bangkit sesudah 3 tahun mengalami dampak yang tidak mudah selama pandemi," imbuhnya.
Terakhir, Menkeu yang kerap disapa Ani menegaskan, transaksi melalui katalog juga menjadi salah satu hal untuk bisa meningkatkan partisipasi UMKM di dalam pengadaan pemerintah dan badan usaha. Sehingga, dia berharap melalui e-katalog ini akan dicapai nilai transaksi Rp 500 triliun.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Infrastruktur Bukan soal Bangun Jalan Tol, Tapi Juga Air Bersih
"Hal ini merupakan langkah strategis untuk memastikan dukungan yang kuat terhadap produk-produk dalam negeri dan memperkuat identitas nasional melalui kontribusi sektor industri lokal," tegasnya.