APPSI: Pasar di Jakarta Luar Biasa Sepi karena Daya Beli Masyarakat Turun
Penurunan jumlah pembeli di beberapa pasar di Jakarta seperti Tanah Abang, Jatinegara, dan Cipulir mencapai angka yang memprihatinkan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengungkap, pasar-pasar di Jakarta saat ini sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi APPSI Hasan Basri mengatakan, pasar-pasar di Jakarta saat ini sedang dalam kondisi yang luar biasa sepi.
"Sangat luar biasa sepinya dan daya beli masyarakat betul-betul sangat lemah," katanya dalam tayangan YouTube Tribunnews bertajuk Tribun Corner | Pasar Tradisional Mulai Lesu, Ada Apa? yang dikutip pada Senin (7/8/2023).
Baca juga: Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional Mulai Terjadi Kiamat Pengunjung
Ia melihat sepinya pasar di Jakarta disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun. Adapun penurunannya diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
"Penurunan daya beli masyarakat ini semenjak masuknya covid. Di awal 2020, covid datang, terjadilah daya beli yang semakin menurun dan kondisi ekonomi juga semakin menurun," kata Hasan.
"Sehingga, produktivitas masyarakat di kehidupan sehari-hari khususnya di dalam pasar juga menurun," lanjutnya.
Setelah terjadi penurunan tersebut, Hasan mengatakan, sebenarnya masih ada masyarakat yang daya belinya tinggi berkat tabungan yang cukup.
Namun, setelah dua tahun, tabungan mulai habis, berujung pada daya beli yang menurun. Para pedagang juga mulai kehabisan stok jualan.
"Jadi memang ini menjadi akumulasi penurunan dari segala sisi, berakibat masyarakat memiliki daya beli yang sangat rendah sekali," ujar Hasan.
Penurunan jumlah pembeli di beberapa pasar di Jakarta seperti Tanah Abang, Jatinegara, dan Cipulir mencapai angka yang memprihatinkan.
Hasan mengatakan, jumlah pembeli berkurang drastis mencapai 70-80 persen. Bahkan, ada penjual yang dalam sepekan bisa tak mendapatkan pembeli.
"Ada yang satu minggu sampai dua minggu tidak laris. Di Tanah Abang itu sudah biasa kita merasakan satu minggu tidak laris. Biasanya satu hari itu bisa laris puluhan juta, bahkan bisa lebih, tapi sekarang satu minggu itu bisa dikatakan tidak ada pembeli," katanya.
Sebelumnya, Tribunnews sempat mengunjungi Pasar Tanah Abang Blok G. Kondisinya tampak sepi dan memprihatinkan.