APPSI: Pasar di Jakarta Luar Biasa Sepi karena Daya Beli Masyarakat Turun
Penurunan jumlah pembeli di beberapa pasar di Jakarta seperti Tanah Abang, Jatinegara, dan Cipulir mencapai angka yang memprihatinkan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Pentauan Tribunnews pada Jumat (4/8/2023) sore, kios yang buka itu tersisa hanya sebagian kecil dari total keseluruhan kios.
Lantai dasar Blok G dipenuhi oleh agen sembako hingga pedagang sayur mayur.
Namun jika melihat lantai satu dari bangunan itu hanya kios paling depan yang masih buka.
Saat Tribunnews menelusuri lantai satu Blok G, puluhan kios tutup bahkan tersisa barang bekas pakai kios yang berserakan di lantai.
Namun, saat Tribunnews hendak menelisik lebih jauh ke lantai dua Blok G, justru akses tangga menuju lantai dua dan tiga dikunci total.
Seorang pedagang pakaian sekolah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tutupnya puluhan kios itu sebagai imbas dari Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air
"Semenjak Corona sampai sekarang," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat sore.
Perempuan yang memakai kerudung putih itu mengaku, pedagang kios tak mampu membayar sewa. Terlebih, harga sewa dalam setahun berkisar Rp 10 juta hingga Rp 22 juta.
"Harga sewa sih beda-beda ada yang Rp 10 juta per tahun. Kalau kiosnya gede kayak dua toko itu mahal. Kalau kayak gini satu toko murah. Tergantung dari tokonya," jelasnya.
Di sisi lain, Manajer Unit Pasar Tanah Abang M. Yamin mengatakan, sebagian pedagang justru berpindah di bahu jalan.
"Ada sebagian (berpindah) mereka kan ga mungkin kita kasih tempat. Orang tempat kita ada. Mereka ada sebagian," jelasnya.
Adapun terkait dua lantai yang dikunci pihak pengelola, Yamin mengaku bahwa hal itu memang sengaja dilakukan.
"Iya kita kunci untuk meminimalisir orang-orang yang tidak bertanggungjawab masuk ke dalam," ungkapnya.
Selain itu, Yamin mengatakan, Blok G disebut bakal dilakukan revitalisasi untuk mendongkrak pendapatan pedagang.