Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sejumlah Pasar Tradisional di Jakarta Sepi Pembeli, Masyarakat Telah Beralih ke Belanja Online

Persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Sejumlah Pasar Tradisional di Jakarta Sepi Pembeli, Masyarakat Telah Beralih ke Belanja Online
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan. Persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk. 

"Guys, ini Pasar Cipulir ya Guys. Tolong lihat guys keadaan pasar ini, guys. Enggak ada orang sama sekali ya guys. Bagaimana ini. Yang ada orang-orang pegawai doang. Semua duduk main HP guys, Ini bapak tukang sate cari pelanggan dia," ujarnya dikutip dari Tribun Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Setelah itu, si perekam dengan nada agak tinggi kembali mengatakan kondisi tersebut.

"Sedih kan guys, semuanya pasar offline pada duduk nongkrong main hp dari pagi sampai jamnya tutup. Ayo pasar kayak begini," ujarnya seperti dikutip dari @csafashion di TikTok.

Pasar Palmerah

Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Palmerah Jakarta Barat kepada Tribunnews.com, Kamis (4/8/2023) juga mengakui sejak pandemi Covid-19 pasar itu sepi dari pembeli.

Berbeda sebelum pandemi Coivid-19 melanda, pasar tersebut selalu ramai.

"Sampai sekarang pedagang di sini mengeluh pembeli turun terus. Kalau begini dua bulan ke depan pasar bisa tutup," ujarnya.

"Tadi ngobrol-ngobrol dengan sesama pedagang, sangat sepi pembeli. Hampir semua ngalamin," kata dia menambahkan.

Berita Rekomendasi

Dia mengakui saat ini banyak orang yang membeli aneka macam kebutuhan melalui pasar online.

"Lah orang pasar sini aja belinya di online. Lihat aja itu banyak yang nganterin paket," kata dia.

Pasar Tanah Abang

Tak hanya itu, seorang pedagang pakaian sekolah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tutupnya puluhan kios Blok G Pasar Tanah Abang itu sebagai imbas dari Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.

"Semenjak Corona sampai sekarang," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat sore.

Perempuan yang memakai kerudung putih itu mengaku, pedagang kios tak mampu membayar sewa. Terlebih, harga sewa dalam setahun berkisar Rp 10 juta hingga Rp 22 juta.

"Harga sewa sih beda-beda ada yang Rp 10 juta per tahun. Kalau kiosnya gede kayak dua toko itu mahal. Kalau kayak gini satu toko murah. Tergantung dari tokonya," jelasnya.

Di sisi lain, Manajer Unit Pasar Tanah Abang M. Yamin mengatakan, sebagian pedagang justru berpindah di bahu jalan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas