Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sejumlah Pasar Tradisional di Jakarta Sepi Pembeli, Masyarakat Telah Beralih ke Belanja Online

Persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Sejumlah Pasar Tradisional di Jakarta Sepi Pembeli, Masyarakat Telah Beralih ke Belanja Online
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan. Persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengungkapkan turunnya minat pembeli di pasar tradisional merupakan imbas dari pandemi Covid-19 yang dinilai belum normal.

Menurutnya, hal itu terlihat dari pertumbuhan konsumsi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum Covid-19 stabil di angka 5 persen, namun turun drastis di 2021 hingga kini masih berada dibawah 5 persen.

"Kemudian kondisi kita kembali normal tapi sebenarnya kita masih berada di bawah standarnya atau di bawah levelnya. Sekarang berada di bawah 5 persen. Artinya apa, meskipun kita mengalami perbaikan sebenarnya jauh ya di bawah sebelum Covid-19," kata Tauhid dalam Tribun Corner, dikutip Senin (7/8/2023).

Baca juga: Jalan-jalan ke Plaza Semanggi di Akhir Pekan, Pengunjung: Kayak Mal Mati

Tauhid juga menyoroti perubahan siklus belanja di kalangan masyarakat imbas pandemi Covid-19. Pasalnya, sebagian besar masyarakat berbelanja menggunakan platform e-commerce.

Terlebih, persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk.

"Jadi perubahan-perubahan dalam masa Covid-19 yang membawa orang semakin berbelanja melalui digital. Apakah e-commerce ataupun media TikTok dan media sosial itu menjadi alternatif pilihan utama," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Tauhid menyampaikan, penurunan pengunjung memang kerap terjadi jika memasuki bulan Juni hingga Juli. Pasalnya, pada waktu tersebut yang menjadi prioritas utama bagi masyarakat adalah belanja kebutuhan untuk anak-anak sekolah.

"Pada saat sekarang ini adalah untuk kebutuhan anak sekolah. Apakah bayar katakanlah biaya tahunan, SPP ataupun kebutuhan perlengkapan sekolah. Sehingga prioritas masyarakat adalah untuk kebutuhan sekolah sampai nanti Agustus. Sehingga memang beberapa kebutuhan lain tambahan itu tidak terlalu diprioritaskan untuk saat ini," tutur dia.

Di sisi lain, Tauhid melihat bahwa keyakinan konsumen melemah pada Juni 2023. Bahkan penurunan pengeluaran hampir terjadi di semua kelompok.

"Kalau kita lihat ini negatif. Jadi memang penahan konsumsi memang terjadi pada saat bulan ini dibandingkan bulan lalu," ucap dia.

"Saya kira memang mereka melakukan upaya memilih mana prioritas pengeluaran atau konsumsi yang paling pokok bagi mereka. Memang tadi saya sampaikan Juni Juli ini banyak kebutuhan-kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan anak-anak," sambungnya.

Pasar Cipulir

Asal tahu saja, baru-baru ini viral di media sosial suasana sepi Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Seorang perempuan merekam suasana sepinya suasana pasar menggunakan ponsel.

Sambil merekam, terdengar suara perempuan menjelaskan kondisi suasana pasar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas