Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Presiden Joe Biden: Deflasi China Bisa Jadi Bom Waktu yang Berbahaya Bagi Pasar Global

Indeks Harga Konsumen China di bulan Juni kemarin amblas, hingga memicu deflasi pertama sejak Februari 2021.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Presiden Joe Biden: Deflasi China Bisa Jadi Bom Waktu yang Berbahaya Bagi Pasar Global
Anna Moneymaker/ GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Presiden AS Joe Biden. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM , WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyembut deflasi China sebagai bom waktu yang dapat menghancurkan perekonomian dunia. Pernyataan tersebut dilontarkan Biden setelah ekonomi negara tirai bambu ini mengalami penyusutan tajam pada bulan Juli 2023.

“China dalam masalah, dan ini bisa menjadi bom waktu dalam banyak kasus," kata Biden dalam acara penggalangan dana pribadi kampanyenya, Kamis (11/8/2023).

Melansir data Biro Statistik Nasional (NBS) yang dirilis Reuters, selama bulan Juli kemarin indeks harga konsumen (IHK) China turun 0,3 persen, akibat melemahnya permintaan impor dan ekspor.

Sementara indeks harga produsen dilaporkan turun selama 10 bulan berturut-turut dengan kontraksi 4,4 persen (yoy). Kondisi tersebut kian diperparah dengan hadirnya perang sanksi antara Washington dengan Beijing.

Salah satunya pembatasan investasi untuk industri teknologi tinggi China, aturan pembatasan tersebut sengaja dibuat pemerintah Amerika dengan tujuan untuk membatasi investor yang akan menyuntikan dana ke industri semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) asal China.

AS berdalih kebijakan itu dirilis untuk mencegah modal dan tenaga ahli Amerika Serikat membantu mengembangkan teknologi yang dapat mendukung modernisasi militer China dan mengancam keamanan nasional Amerika .

Berita Rekomendasi

Namun akibat sanksi tersebut, laba kuartalan sejumlah perusahaan semikondur di China mencatatkan kemerosotan.

Salah satunya produsen chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) yang melaporkan penurunan pada laba kuartal kedua 2023, anjlok sebanyak 27 persen menjadi 5,58 miliar dolar AS.

Baca juga: Presiden Joe Biden Rilis Larangan Baru untuk Beijing, Perang Dagang AS-China Memanas

Serangkaian tekanan ini yang membuat IHK China di bulan Juni kemarin amblas, hingga memicu deflasi pertama sejak Februari 2021.

Akibat deflasi tersebut China kini terancam memasuki era pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lambat dengan harga dan upah konsumen yang stagnan, kontras dengan inflasi negara lainnya.

Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, maka perekonomi pasar global terancam berkontraksi, mengingat China merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi dunia dengan kontribusi mencapai 18,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) global.

Baca juga: Ekspor-Impor China Anjlok, Jadi Ancaman Prospek Ekonomi Dunia

Oleh karenanya, kesehatan ekonomi negeri Tirai Bambu itu menjadi penting bagi seluruh negara di dunia. Lantaran perlambatan ekonomi China akan memperlambat perekonomian seluruh negara, termasuk Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas