Proyeksi Ekonom Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04 Persen di 2023
Bank Mendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,04 persen di tahun 2023.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Mendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,04 persen di tahun 2023. Optimisme tersebut ditopang oleh capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen di kuartal II-2023.
"Pertumbuhan di kuartal II-2023 berkat dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan di konsumsi rumah tangga, investasi, serta belanja pemerintah," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Pada semester I, Andry mengatakan konsumsi kembali tumbuh di atas 5 persen berkat faktor musiman seperti Hari Raya Idul Fitri, masa libur sekolah, dan tahun ajaran baru.
"Realisasi pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke 13 juga mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut," ujarnya.
Di semester II, ia menyebut penyelenggaraan Pemilu dapat memberikan efek positif bagi pertumbuhan konsumsi Indonesia.
Kemudian, Andry menyoroti tingkat inflasi di Indonesia yang memegang peran penting dalam pertumbuhan dan stabilitas sektor keuangan.
"Tingkat inflasi merupakan game changer yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas sektor keuangan," katanya.
Baca juga: Penyelenggaraan Pemilu Berpotensi Perlambat Investasi ke RI, Tapi Bisa Kerek Konsumsi Rumah Tangga
Ia mengatakan, inflasi semakin terkendali meskipun ada tantangan fenomena El Nino yang dapat meningkatkan potensi gangguan suplai pangan.
Hingga bulan Juli, inflasi tercatat sebesar 3,08 persen year-on-year (YoY) dan telah kembali dalam target Bank Indonesia di kisaran 2 sampai 4 persen.
Baca juga: Orang Indonesia Makin Gemar Belanja, Mandiri Spending Index Catatkan Pertumbuhan 64,4 Persen
"Nowcasting kami menunjukkan tingkat inflasi Indonesia dapat berada pada rentang 3 sampai 3,2 persen di akhir tahun 2023 dengan strategi pengelolaan pasokan pangan yang baik," ujar Andry.
"(Angka tersebut) lebih baik dibandingkan proyeksi awal kami di 3,6 persen," lanjutnya.