Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Beras Melambung Saat Stok di Gudang Bulog Melimpah, Jokowi Minta Masyarakat Tak Khawatir

Kenaikan harga beras terjadi lantaran harga gabah melonjak dari awalnya Rp 5.500 per kilogram, kini menjadi Rp 6.700 per kilogram.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Beras Melambung Saat Stok di Gudang Bulog Melimpah, Jokowi Minta Masyarakat Tak Khawatir
Tribunnews/Herudin
Suasana aktivitas pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Terjadi kenaikan harga beras pada kisaran Rp1.000 per kilogram (Kg). 

TRIBUNNEWS.COM, - Harga beras di beberapa daerah mengalami kenaikan, padahal stok di gudang Bulog pada saat ini melimpah dengan angka mencapai 2 juta ton.

Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, pedagang mengeluhkan kenaikan harga beras.

Satu di antara pedagang yang mengeluh yaitu Aloy yang menyampaikan, kenaikan beras terjadi di semua jenis, baik medium maupun premium.

Baca juga: Rahasiakan Negara Asal Impor Beras, Budi Waseso Singgung soal Mafia Jaringan Internasional

Ia menyebut, kenaikan harga beras pada kisaran Rp1.000 per kilogram (Kg).

Kemudian, harga beras di Bandung Raya, Jawa Barat, paling rendah dengan kualitas medium mencapai Rp 13.500-14.000 per kg.

Di provinsi lain seperti di Bali, Nengah Merti pedagang di Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng menyampaikan, beras ukuran 25 kilogram biasanya dijual seharga Rp 280 ribu.

Namun sejak awal September, harganya terus naik menjadi Rp 290 ribu bahkan saat ini tembus di angka Rp 305 ribu.

Berita Rekomendasi

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Ariana mengatakan, kenaikan ini terjadi lantaran harga gabah melonjak dari awalnya Rp 5.500 per kilogram, kini menjadi Rp 6.700 per kilogram.

Kenaikan ini terjadi lantaran Buleleng dilanda kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino.

Para petani jadi kesulitan mengairi sawahnya karena debit air mengecil.

“Dampak El Nino juga menjadi salah satu penyebabnya. Kami sudah kunjungi Desa Sanggalangit dan Alasangker, debit airnya menurun sehingga petani kesulitan mengairi sawahnya. Musim panen juga sudah habis di minggu ini," kata Putra dikutip dari TribunBali, Senin (11/9/2023).

Stok di Bulog Melimpah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek persediaan beras di Gudang Bulog, Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin, (11/9/2023).

Presiden mengatakan hampir semua negara sekarang ini sedang mengalami kekeringan karena fenomena iklim el nino. Di Indonesia sendiri terdapat 7 provinsi yang mengalami kekeringan panjang.

"Oleh sebab itu, saya datang ke gudang-gudang Bulog di sini nanti di Jakarta mungkin nanti di daerah untuk memastikan bahwa stoknya itu ada," katanya.

Presiden mengatakan bahwa berdasarkan hasil peninjauan ada stok beras untuk menghadapi kekeringan. Biasanya stok beras di gudang Bulog hanya 1,2 juta ton, sekarang 2 juta ton.

"1,2 juta ton, ini kita memiliki 2 juta ton sehingga kita tidak usah khawatir," katanya.

Presiden mengatakan meskipun inflasi terkendali, namun ada kenaikan harga beras di lapangan.

Oleh karena itu per 1 September kemarin pemerintah telah menyalurkan bantuan pangan beras kepada keluarga penerima manfaat.

Setiap bulannya 210 ribu ton beras dikeluarkan untuk dibagikan kepada 21,3 juta penerima manfaat dengan masing-masing penerima mendapatkan 10 kilogram beras.

Bantuan pangan tersebut akan dilakukan selama tiga bulan dari September hingga November 2023.

"Ini sudah dimulai terus September, Oktober, November. Kalau stoknya kita lihat masih (ada) nanti diteruskan lagi sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras," pungkasnya.

Kata Bapanas

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, harga beras Bulog hasil operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) saat ini mencapai Rp 10.900 per kilogram (Kg).

Arief mengatakan, harga beras ini naik dari Harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya yaitu Rp 9.450 per kilogram. Menurut Arief, kenaikan ini dipicu oleh harga Gabah Kering Panen (GKP) diatas Rp 6.500.

"Hari ini (harga) Rp 10.900 sudah berlaku di beras medium lainnya. Walaupun hari ini agak sulit mencari beras medium Rp 10.900 kenapa? Karena harga GKP nya rata-rata diatas Rp 6.500 ada yang Rp 7.000 ada yang Rp 7.300," kata Arief di Lottemart Wholesale Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023).

Arief bilang, penyesuaian harga beras ini juga didorong oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga pupuk hingga sewa lahan.

Baca juga: Budi Waseso Geram, Beras SPHP Kemasan 5 Kg Dijual di Shopee, E-Commerce Diminta Takedown

"Penyesuaian harga yang pertama, kita sudah hitung dari akhir tahun lalu biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih, harga pupuk dan kenaikan BBM di September Oktober tahun lalu," tutur Arief.

"Sehingga pemerintah atas arahan Bapak Presiden naikan harga beras kurang lebih 20 persen. Dengan naikan harga beras 20 persen Pak Presiden mengharapkan petani dapat merasakan gairah untuk menanam padi," imbuhnya.

Operasi Pasar

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyatakan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) sudah membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan retail modern sejak Agustus lalu.

Buwas bilang, pihaknya secara intens memantau terus situasi SPHP beras dengan stok CBP yang Bulog kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton.

"Maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu panik karena BULOG memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun," kata Budi Waseso.

Buwas juga menegaskan, dari awal tahun hingga hari ini Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 756 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia melalui pedagang pengecer dan juga retail-retail modern.

Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa penyaluran beras SPHP ini harus berjalan lancar sepanjang tahun.

"Penyaluran beras SPHP yang sudah berjalan mulai awal tahun ini sudah dimassive-kan melalui para pedagang pengecer dan retail-retail modern, untuk itu kami perlu lihat langsung dan memastikan program ini berjalan tepat sasaran," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas