PLTS Cirata Beroperasi Oktober 2023, Bakal Beri Dampak Pada Keuangan PLN Nusantara Power
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata ditargetkan beroperasi pada akhir Oktober 2023.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata ditargetkan beroperasi pada akhir Oktober 2023.
PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp) dan berlokasi di Jawa Barat.
Menjelang pengoperasiannya, PLN Nusantara Power (NP) selaku subholding, menyebut PLTS Cirata akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan.
Baca juga: Proyek PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara Segera Rampung, Bos PLN: Optimis Akhir Oktober 2023
Direktur Keuangan PLN NP Dwi Hartono mengatakan, tentu akan berdampak, tetapi ia belum bisa menaksir berapa jumlah yang akan didapat perusahaan.
Adapun PLTS Cirata dioperasikan oleh anak usaha PLN NP, yaitu PLN Nusantara Renewable.
"Kita mesti lihat nanti dari pemasukan PLTS Cirata itu akan seberapa, terus kemudian masuk ke kami sebagai dividen," kata Dwi ketika ditemui di sela acara Nusantara Power Connect di JCC Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Ia mengatakan, PLTS Cirata belum akan berkontribusi kepada PLN NP karena commercial operation date (COD) baru dimulai tahun ini.
Kemudian, Dwi mengatakan pada 2024 juga belum akan bisa berkontribusi pada keuangan PLN NP. Jadi, baru bisa pada 2025.
"Tahun ini kan COD ya. Tahun 2024 baru mungkin akan hasilkan uangnya. Jadi dividen paling cepat 2025," ujarnya.
Menurut Dwi, sumbangan PLTS Cirata pada keuangan PLN NP tak akan begitu besar, tetapi ia menyebut ini adalah investasi yang bagus.
Baca juga: Revisi Permen PLTS Atap Perlu Dikaji Sebab Berpotensi Dorong Masyarakat Keluar dari Jaringan PLN
"Bagi kami, lihat portofolio tidak cuma yang menghasilkan saja, tetapi juga dari sisi portofolio energi bersih dan lain-lain," kata Dwi.
Sebagai informasi, PLTS Terapung Cirata merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
Lewat kolaborasi, proyek ini mampu menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal.
PLTS terapung ini terbentang di area seluas 200 hektar yang terbangun dalam 13 blok dengan lebih dari 340 ribu solar panel.
PLTS ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan mampu melistriki setara lebih dari 50 ribu rumah, serta akan menekan emisi karbon lebih dari 200 ribu ton per tahun.