Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PTPN IV Kembangkan Compressed Biomethane Gas untuk Energi Ramah Lingkungan Bareng Malaysia

Holding Perkebunan Nusantara mendukung pengembangan CBG dari limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit (POME) oleh PTPN IV dan reNIKOLA.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PTPN IV Kembangkan Compressed Biomethane Gas untuk Energi Ramah Lingkungan Bareng Malaysia
handout
Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong perusahaan-perusahaan industri untuk mengembangkan enegri baru terbarukan, termasuk memanfaatkan limbah menjadi energi ramah lingkungan.

Untuk mendukung program tersebut, Holding Perkebunan Nusantara mendukung pengembangan CBG dari limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit (POME) oleh PTPN IV dan reNIKOLA, berfokus terhadap empat pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN IV, yakni PKS Tinjowan, PKS Pulu Raja, PKS Dolok Sinumbah dan PKS Pabatu, yang berlokasi di Sumatera Utara.

Melalui melalui anak usahanya, yakni PTPN IV, menjalin kemitraan dalam pengembangan Compressed Biomethane Gas (CBG) bersama reNIKOLA SDN BHD, salah satu perusahaan energi terbarukan asal Malaysia.

Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mengakselerasi implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) di PTPN Group.

Kemitraan ini tertuang dalam nota kesepahaman bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno dan Direktur reNIKOLA SDN BHD, Lim Beng Guan pada 30 Juni 2023.

Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno menyampaikan, bahwa kerja sama tersebut merupakan inisiatif PTPN IV sebagai salah satu anak usaha PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dicanangkan PTPN Group untuk melakukan pengurangan emisi dalam Business As Usual (BAU) kegiatan perkebunan.

“Ini juga mendukung program pemerintah terhadap upaya menurunkan emisi GRK 29 persen dari (kemampuan sendiri) atau 41 persen (dengan bantuan internasional) pada 2030 sesuai NDC (Nationally Determined Contribution),” ujar Sucipto, dalam keterangan persnya, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: ACE dan The Energy Foundation China Dorong Transisi Energi Bersih di ASEAN

Sementara itu, Direktur reNIKOLA SDN BHD Lim Beng Guan, menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berkomitmen dalam penurunan emisi karbon dunia (decarbonisasi), dengan salah satu fokusnya adalah melakukan pengembangan CBG melalui pemanfaatan limbah cair pengolahan kelapa sawit (POME) menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan dapat dimanfaatkan.

“Kami menargetkan 50 proyek CBG di Indonesia dengan estimasi biaya 300 juta USD, dan berharap dapat berkolaborasi dengan PTPN Group,” ungkap Lim.

Baca juga: Faisal Basri: Indonesia Bisa Manfaatkan Energi Kotor untuk Biayai Energi Bersih

Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, mengatakan, rencana kerja sama antara PTPN IV dan reNIKOLA sejalan dengan rencana penurunan emisi karbon PTPN Group.

“Kehadiran reNIKOLA sebagai mitra kerja sama pengembangan CBG dengan memanfaatkan limbah cair pengolahan kelapa sawit (POME) menjadi hal yang bernilai ekonomis, khususnya di PTPN IV, adalah sesuatu yang baik. Ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi PTPN Group maupun reNIKOLA,” imbuh Dwi.

Dwi berharap, agar ke depan pengembangan EBT di Indonesia mendapatkan dukungan yang lebih dari pemerintah, sehingga dapat menarik minat calon investor untuk mengembangkan EBT di Indonesia.

“Tentunya untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan energi nasional di masa kini dan nanti,” ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas