Dituding Bikin UMKM Lokal Mati karena Harga Sangat Murah, Ini Kata TikTok
Manajemen TikTok pun menjawab tudingan melakukan praktik predatory pricing yang merugikan UMKM lokal.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Platform media sosial TikTok kini jadi sorotan.
Banyak pihak menuding Tiktok membuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mati lantaran menjual produk dengan harga sangat murah.
Manajemen TikTok pun menjawab tudingan melakukan praktik predatory pricing yang merugikan UMKM lokal.
Berikut faktanya yang dilansir dari newsroom.tiktok.com:
Sebagai platform, TikTok tidak dapat menentukan harga produk.
Penjual dapat menjual produknya dengan tingkat harga yang mereka tentukan sesuai dengan strategi bisnis mereka masing-masing.
Baca juga: Netizen Terbelah Tanggapi Wacana Penutupan Aplikasi Tiktok Shop karena Praktikkan Social Commerce
Produk yang sama yang dapat ditemukan di TikTok Shop dan platform e-commerce lain memiliki tingkat harga yang serupa.
Dijelaskan pula bahwa TikTok tidak memproduksi produk sendiri di dalam platformnya.
"Kami tidak berniat untuk menjadi peritel atau wholesaler yang akan berkompetisi dengan para penjual di Indonesia," tulis manajamen TikTok.
Pihak TikTok juga membantah adanya Project S di Indonesia.
TikTok memastikan tidak memiliki bisnis lintas-batas.
"100 persen penjual di TikTok Shop memiliki entitas bisnis lokal yang terdaftar dengan nomor induk berusaha (NIB) atau adalah pengusaha mikro lokal dengan verifikasi KTP/paspor," tulis TikTok lagi.
Menurut TikTok, TikTok Shop dioperasikan didalam satu platform dengan TikTok, tidak pernah terpisah.