Penasihat Bank Sentral China Usulkan Reformasi Struktural untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah China diminta menjalankan reformasi struktural seperti mendorong wirausaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Penasihat senior bank sentral China Liu Shijin meminta pemerintah melakukan reformasi struktural seperti mendorong wirausaha dibandingkan mengandalkan kebijakan makroekonomi untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.
“Jika pemerintah terus fokus pada kebijakan makro dalam upayanya menstabilkan pertumbuhan, akan ada lebih banyak efek samping,” ucap Liu saat berbicara dalam sebuah forum keuangan di Shanghai, Minggu (24/9/2023).
“Yang lebih penting lagi, kita berpotensi kembali kehilangan kesempatan untuk melakukan reformasi struktural,” sambungnya.
Liu mengusulkan putaran baru reformasi struktural yang dapat membantu perekonomian dengan segera, sekaligus memberikan momentum pertumbuhan jangka panjang.
Hal ini mencakup reformasi sisi permintaan dengan fokus memberikan pekerja migran akses terhadap layanan publik yang dapat dinikmati oleh penduduk kota, serta reformasi sisi penawaran yang melibatkan penggalangan kewirausahaan di industri-industri baru.
Sementara itu, badan perencanaan ekonomi China mengatakan pihaknya akan membentuk departemen baru untuk membantu bisnis swasta, seiring dengan upaya Beijing menghidupkan kembali kepercayaan investor yang terdampak oleh tindakan keras pemerintah terhadap sektor-sektor mulai dari internet hingga bimbingan belajar privat.
“Pemerintah harus memberikan pengakuan yang lebih jelas terhadap status perusahaan swasta, baik secara ideologis maupun politik,” ujar Liu.
Baca juga: Gubernur Bank Sentral China Serukan Penguatan Kebijakan di Sektor Properti
China sendiri disebut telah kehilangan momentum pemulihan pasca pandemi Covid-19 akibat melemahnya konsumsi, menurunnya ekspor, dan krisis utang properti yang semakin parah.
Bahkan perekonomian China saat ini disebut sedang mengalami kesulitan meski ada banyak langkah moneter dan fiskal untuk meningkatkan kepercayaan.