Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Bermimpi Targetkan Emisi Nol Bersih Kurang dari 40 Tahun Lagi, Ini Strategi Pemerintah

ESDM mengungkapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Indonesia Bermimpi Targetkan Emisi Nol Bersih Kurang dari 40 Tahun Lagi, Ini Strategi Pemerintah
Tribunnews/Nitis Hawaroh
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan strategi-strategi pemerintah, di antaranya adalah melakukan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN).

Baca juga: Soal Pembatasan Beli Pertalite, Menteri ESDM Bakal Temui Kemenkeu dan BUMN

"Revisi KEN untuk menjawab dan menyusun langkah apa yang diperlukan sehingga target NZE bisa kita lakukan bersama dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bahwa (revisi KEN) tidak mengganggu pembangunan yang sedang sekarang berjalan," ucap Dadan dalam keterangannya dikutip, Minggu (1/10/2023).

Kemudian Dadan menyebut strategi lainnya ialah, pada tahun lalu Kementerian ESDM telah membuat tahapan-tahapan mengejar NZE yang tertuang dalam peta jalan transisi energi, yang di dalamnya terdapat upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mempercepat NZE pada tahun 2060.

Kemudian, mendorong pemanfaatan peningkatan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber pembangkit listrik, serta dengan melakukan efisiensi energi.

"Ini yang terus kita dorong bersama dengan PLN secara khusus, untuk pembangkit ketenagalistrikan kita mempunyai RUPTL di PLN yang memberikan fokus kepada peningkatan pemanfaatan energi terbarukan," tambah Dadan.

Berita Rekomendasi

Dengan pembangkit berbasis EBT tersebut, Dadan meyakini pada tahun 2060 akan menjadi pembangkit listrik utama dan mampu memenuhi proyeksi kebutuhan listrik nasional 600-700 giga watt (GW), menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil.

Baca juga: Perbankan Punya Peran Besar Kurangi Emisi Karbon, LPS: Banyak Bank Sudah Salurkan Kredit Hijau

"Potensi EBT kita bisa 4-5 kali lipat lebih banyak dari kebutuhan listrik, karena Indonesia punya berbagai jenis sumber EBT dan jenisnya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak banyak negara yang punya seperti ini," jelasnya.

Meski demikian, Dadan menekankan bahwa strategi pemanfaatan peningkatan EBT adalah upaya jangka panjang serta tidak dapat dilihat dari segi banyaknya pembangkit EBT yang dibangun.

Melainkan juga harus menggerakkan roda perekonomian dan sisi industri, serta dengan mendorong dari sisi sumber daya manusia agar mampu mengelola pembangkit-pembangkit yang ada.

"Kita tidak ingin bahwa pembangkit EBT ini teknologinya kita impor, tapi kita ingin ini menjadi sesuatu yang terintegrasi di dalam negeri, upaya ini jangan diharapkan akan bisa terlihat dalam 1-2 tahun ke depan, dan kita punya waktu untuk menyusun dengan sangat baik karena prinsip inklusif ini harus memberikan manfaat kepada semua pihak," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas