Qatar Ancam Stop Pasokan Gas Gegara Perang Israel, Eropa Ketar-ketir
Eropa kini dibuat panas dingin oleh Qatar. Pasalnya, negara penghasil migas dunia mengancam akan menghentikan ekspor
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, DOHA – Eropa kini dibuat panas dingin oleh Qatar. Pasalnya, negara penghasil migas dunia mengancam akan menghentikan ekspor minyak ke Benua Biru jika Israel terus menyerang Palestina.
Bila ekspor gas benar dihentikan, maka Eropa bakan semakin kesulitan menjelan musim dingin nanti. Pasalnya pasokan gas untuk penghangat sudah tekor, setelah Rusia juga menghentikan ekspor pasca invasi ke Ukraina.
Pemerintah Qatar berencana akan menghentikan ekspor gas ke Eropa dan pasar global, apabila perang antara Israel dengan militan Palestina Hamas tak kunjung dihentikan.
Baca juga: Perang Israel dan Hamas Meluas, IDF Serang Bandara Damaskus dan Aleppo di Suriah
"Qatar mengancam bahwa jika pemboman di Gaza tidak berhenti, mereka akan berhenti mengirimkan gas ke dunia!" ujar cuitan pengguna akun media sosial X, Qatar_Affairs.
Cuitan tersebut viral di platform X tepat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan perang dan bersumpah negaranya akan melakukan balas dendam atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas.
Juru bicara pemerintahan Qatar hingga kini belum mengeluarkan pernyataan terkait kebenaran informasi ini, namun Profesor Studi Timur Tengah dari Universitas Hamad bin Khalifa di Qatar, Marc Owen, menyebut berita tersebut adalah informasi palsu.
Menurut Owen, informasi yang disampaikan Qatar Affairs belum dapat dibuktikan kebenarannya, terlebih pada tahun 2017 silam akun ini pernah ditangguhkan dari platform X karena kerap menyebarkan berita misinformasi kepada publik.
"Dia menyamar sebagai akun berita yang sah dan sebagian besar konten mereka dirancang agar terlihat seperti akun berita standar Qatar, [tetapi] banyak disinformasi," ujar Owen ke Doha News.
"Taktiknya selalu sama, yakni memberikan kesan masuk akal sehingga masyarakat lebih cenderung mempercayai berita palsu," tambah Owen.
Baca juga: Hamas Rilis Video Pembebasan Tawanan Perempuan dan Anak Kecil Warga Sipil Israel di Perbatasan
Meski informasi yang disampaikan Qatar_Affairs palsu, namun apabila ancaman itu benar – benar terjadi maka hal tersebut akan berdampak negatif bagi sentimen pasar global. Mengingat Qatar merupakan salah satu negara eksportir gas terbesar di dunia dengan total ekspor mencapai 106,8 miliar meter kubik pada tahun lalu.
Sebagai informasi belakangan diketahui sejumlah pejabat Qatar diam – diam rutin menyuarakan dukungan terhadap warga Palestina.
Seperti Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang menyerukan dunia untuk mendukung rakyat Palestina dalam menemukan solusi politik yang adil.
Pernyataan tersebut dilontarkan Sheikh Tamim saat berpidato pada sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, akhir pekan lalu.
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa akibat perang Hamas dengan Israel, Qatar mengungkap bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya mengadakan panggilan darurat dengan para pejabat Hama.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, pembicaraan tersebut digelar dengan maksud untuk menegosiasikan kebebasan bagi perempuan dan anak-anak Israel yang ditawan.
Adapun negosiasi ini dilangsungkan Qatar melalui koordinasi dengan Amerika Serikat (AS) sejak Sabtu (7/10/2023).