Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

100 Tahun Lagi Indonesia Baru Bisa Nikmati Balik Modal dari Proyek Kereta Cepat Whoosh

Perhitungan skenario ini juga mempertimbangkan harga tiket Rp300 ribu dan kemudian nilai investasi diasumsikan sebesar 8 miliar dolar AS.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in 100 Tahun Lagi Indonesia Baru Bisa Nikmati Balik Modal dari Proyek Kereta Cepat Whoosh
kcjb
Kereta Cepat Whoosh. Berdasarkan perhitungan ekonom senior Faisal Basri, ada kemungkinan kereta cepat dapat balik modal 1 abad atau 100 tahun ke depan. 

Faisal lebih menyarankan, agar proyek ini dapat dibangun dengan rute baru yakni Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Alias, tidak melanjutkan rute yang sudah ada dari Bandung.

Diketahui, Pemerintah kini berencana melanjutkan proyek Jakarta-Bandung hingga ke Surabaya. Tepatnya melalui jalur selatan, yakni dengan rute Bandung kemudian menuju ke arah Yogyakarta, Solo dan kemudian berakhir di Surabaya.

"Kalau ingin dibangun yaudah, bangun trase baru. (Rute selatan) enggak ada daya belinya. Kan efisien Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya, di situ ada peluang," ucap Faisal.

Alasannya, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya disinyalir akan jauh lebih efisien secara nilai dan juga menjanjikan. Berdasarkan hitung-hitungan Faisal, jarak garis lurus Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya hanya 663 kilometer. Jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan rute selatan yang diwacanakan.

Hal ini tentunya juga akan lebih dapat menekan biaya pembangunan.

Selain itu, apabila Whoosh dapat melaju 350 kilometer per jam, maka Jakarta-Surabaya hanya dapat ditempuh sekitar 2,5 Jam.

Waktu tempuh ini jauh lebih efisien dibandingkan moda transportasi mobil maupun KA Argo Bromo Anggrek Gambir-Pasar Turi yang memakan waktu tempuh 8,5 jam.

BERITA REKOMENDASI

Faisal juga tak mempersalahkan jika Indonesia kembali bermitra dengan China dalam membangun kereta cepat.

Namun yang terpenting, Pemerintah dapat menghitung biaya proyek dan harga tiket secara kompetitif.

"Jalur utara itu rata jadi lebih feasible buat kereta cepat," ucap Faisal.

"Saya menilai enggak masalah (kerjasama) dengan China, masalahnya kita sadar apa enggak manfaatnya, harga kompetitif," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas