Bapanas Tegaskan Pengadaan Beras Impor untuk Bantuan Pangan dan CBP
Stok CBP yang dikelola Bulog sampai 3 November 2023, secara keseluruhannya masih aman di angka 1,42 juta ton.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan beras yang berasal pengadaan luar negeri disiapkan hanya untuk bantuan pangan beras dan disimpan oleh Perum Bulog dalam bentuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Ia juga menegaskan adanya perpanjangan periode bantuan pangan beras hingga tahun depan semata-mata merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Adapun, jumlah penerimanya sebanyak 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Baca juga: Stok Beras di Pasar Induk Cipinang Sentuh 34 Ribu Ton, Bapanas Klaim Harga Beras Medium Melandai
“Dari pengadaan kita dengan negara mitra sebesar 2 juta ton ditambah 1,5 juta ton, itu memang disiapkan untuk kontinuitas pelaksanaan bantuan pangan beras yang telah terlaksana selama ini," ucap Arief dalam keterangannya, dikutip (7/11/2023).
"Bantuan pangan beras ini tidak ada kaitan dengan politik atau unsur lainnya. Ini murni bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat desil satu yang merupakan keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah, sehingga sangat perlu dibantu," sambungnya.
Mengenai stok CBP yang dikelola Bulog sampai 3 November 2023, secara keseluruhannya masih aman di angka 1,42 juta ton.
Arief turut menjelaskan adanya insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) terhadap pengadaan beras yang berasal dari negara mitra.
Adanya BMDTP ini diterapkan demi untuk menekan harga pengadaan dengan mempertimbangkan fluktuasi kurs dollar dan ketersediaan suplai beras di pasar global yang terbatas.
“Insentifnya untuk pengadaan yang 1,5 juta ton. Ini karena kondisinya harga di luar juga cukup tinggi dan kurs dollar di dekat-dekat angka Rp16.000, jadi perlu dibantu. Insentifnya (BMDTP) Rp450 per kg. Ini nanti klaimnya dijadikan satu dengan klaim Bulog, supaya harga pengadaan berasnya bisa lebih baik,” ungkap Arief.
"Lebih lanjut, sampai per 5 November realisasi penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua yang dimulai sejak September telah berada di 442,35 juta kg atau 69,43 persen," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia