Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Komisi IV DPR Minta Pemerintah Awasi Distribusi Beras Impor, Jangan ke Wilayah Basis Pertanian

Pendistribusian beras impor dilakukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, wilayah-wilayah yang memang membutuhkan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Komisi IV DPR Minta Pemerintah Awasi Distribusi Beras Impor, Jangan ke Wilayah Basis Pertanian
Taufik Ismail/Tribunnews.com
Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo. Pendistribusian beras impor dilakukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, wilayah-wilayah yang memang membutuhkan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo meminta pemerintah cermat mendistribusikan beras. Dia mengingatkan, jangan sampai distribusi salah sasaran, hingga merugikan petani beras.

Firman mengatakan, hingga April memasuki masa panen beras. Pemerintah harus ketat mengawasi pendistribusian beras. Dia mencontohkan, beras impor seharusnya didistribusikan di wilayah luar Jawa.

"Saya minta kepada pemerintah harus ketat mengawasi. Jangan sampai beras impor didistribusikan di wilayah-wilayah yang memang basis pertanian," ujar Firman saat dihubungi Tribunnews, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Pemerintah Tambah Kuota Impor Beras 1,6 Juta Ton di Awal Tahun, Bapanas: Pak Presiden Maunya Cepat

Jika itu terjadi, menurut Firman, justru akan mematikan petani. Pengendalian distribusi beras impor kepada masyarakat harus tepat sasaran.

Misalnya, pendistribusian dilakukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, wilayah-wilayah yang memang membutuhkan.

"Jangan yang beras impor didistribusikan di Pulau Jawa. Psikologis petani kasian," tambah Firman.

Berita Rekomendasi

Firman menyarankan, pendataan soal beras juga harus dibenahi. Pengawasan terhadap perusahaan swasta yang ditengarai melakukan penimbunan juga harus diperketat.

Firman juga mengingatkan pemerintah soal dugaan adanya kartel beras. Jangan sampai yang dirugikan masyarakat hingga kebutuhan pangan tidak tercukupi. Ketergantungan terhadap impor juga harus mulai dikurangi.

"Kita mengandalkan impor pangan resiko tinggi bagi negara yang jumlah penduduk besar," terang Firman.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga beras mengalami kenaikan signifikan di seluruh rantai distribusi pada Februari 2024. Bahkan, harga beras telah mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.

"Kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024). Habibullah mengatakan, rata-rata harga beras di level eceran mencapai Rp 15.157 per kilogram (kg) pada Februari 2024.

Angka itu melonjak 24,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan naik 6,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Baca juga: Penyebab Tingginya Harga Beras Versi Bapanas, karena 8 Bulan Terakhir Stok Berkurang Di tingkat grosir, rata-rata harga beras telah mencapi Rp 14.396 per kg.

Ini meningkat 20,08 persen dibandingkan Februari tahun lalu atau naik 5,96 persen dari Januari lalu. Adapun di level penggilingan, rata-rata harga beras telah mencapai Rp 14.274 per kg. Ini juga melonjak, yakni sebesar 24,65 persen secara tahunan dan 6,76 persen secara bulanan.

"Harga rata-rata dari berbagai jenis kualitas seluruh beras di seluruh kabupaten/kota ini di mana bulan Februari 2024 merupakan harga tertinggi dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya," tutur Habibullah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas