Soal Progres Merger Pelita Air dan Citilink, Ini Penjelasan Wakil Menteri BUMN
Garuda Indonesia tidak bisa bergabung dengan InJourney karena masalah keuangan yang tak sehat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, Pemerintah terus mengupayakan aksi korporasi merger antara Citilink dan Pelita Air.
Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan, terdapat 2 opsi terkait penggabungan maskapai-maskapai pelat merah tersebut.
Opsi pertama, lisensi Pelita Air akan masuk ke dalam Citilink. Dan opsi yang kedua, seluruh maskapai BUMN yakni Citilink, Pelita Air, termasuk Garuda Indonesia masuk ke dalam Holding Pariwisata atau InJourney.
Baca juga: Sempat Diisukan Bakal Gantikan Garuda, Pelita Air Terima 2 Airbus A320 dari Prancis, Ini Fotonya
Namun kembali lagi, jika memilih opsi kedua harus menunggu kondisi kesehatan keuangan Garuda Indonesia pulih sepenuhnya.
"Enggak (batal merger) itu masih dalam kajian. Jadi ada dua opsi, opsinya Pelita masuk secara lisensi ke Citilink, atau Pelita ke InJourney, itu masih dikaji," ucap Tiko kepada wartawan, (6/11/2023).
"Dari saya mau ke ujungnya atau ke Citilink, tapi tergantung dari kemampuan Garuda restrukturisasi, kita akan reviu akhir tahun apakah garuda sudah sehat akhir tahun ini," sambungnya.
Diketahui, Garuda Indonesia tidak bisa bergabung dengan InJourney karena masalah keuangan yang tak sehat.
Selain itu, Garuda Indonesia harus kuat dan berkembang secara size sebelum bergabung ke InJourney.
Meski begitu, penggabungan Garuda Indonesia ke InJourney akan dilakukan secepatnya.
"Harus sehat. Karena kan sekarang ini baru saya reviu karena Garuda secara risk daripada rutenya sudah positif, artinya mereka sudah mulai casflow positif, tapi negatif ekuiti, jadi ekuiti itu kita bereskan dulu," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mengupayakan efisiensi dapat terjadi di seluruh lini bisnis perusahaan-perusahaan pelat merah.
Setelah melakukan rangkaian program efisiensi pada empat Pelindo, Erick menegaskan akan melanjutkan ke BUMN pada klaster lain, yaitu maskapai penerbangan.
Kata Erick, terdapat tiga BUMN yang bergerak dibidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.
"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ungkapnya.