Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dirut BPJS Kesehatan Paparkan Inovasi Digital Program JKN di Forum AeHIN 2023

Asia eHealth Information Network (AeHIN) yang digelar di Jakarta merupakan pertemuan perwakilan dari berbagai negara di Asia untuk berdiskusi, berbagi

Editor: Content Writer
zoom-in Dirut BPJS Kesehatan Paparkan Inovasi Digital Program JKN di Forum AeHIN 2023
istimewa
Asia eHealth Information Network (AeHIN) yang digelar di Jakarta merupakan pertemuan perwakilan dari berbagai negara di Asia untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi digital. 

TRIBUNNEWS.COM - BPJS Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan bangga telah menjadi penyelenggara dan tuan rumah dalam acara Asia eHealth Information Network (AeHIN) yang digelar di Jakarta, Selasa (07/11).

Acara ini merupakan pertemuan yang sangat dinanti, yang didatangi oleh perwakilan dari berbagai negara di Asia untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi digital. Selain itu, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya mendorong kemajuan sektor kesehatan melalui inovasi digital.

Kemitraan yang erat antara BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membawa hasil positif dalam upaya mendukung perkembangan teknologi digital pada sektor kesehatan di Indonesia. Inovasi-inovasi yang telah diimplementasikan dalam ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan manfaat yang signifikan bagi para peserta Program JKN.

"Hampir satu dekade beroperasi, Program JKN telah mencakup lebih dari 265,8 juta peserta. Salah satu upaya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, telah dikembangkan antrean online yang dapat diakses melalui Aplikasi Mobil JKN. Inovasi ini telah mengubah pengalaman peserta di fasilitas kesehatan, mengurangi waktu tunggu di rumah sakit yang sebelumnya bisa mencapai 6 jam menjadi hanya 2,5 jam. Ini adalah tonggak penting dalam meningkatkan efisiensi sistem kesehatan," ujar Ghufron.

Selain itu, Aplikasi Mobile JKN juga memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat medis mereka dalam 12 bulan terakhir melalui i-Care JKN. Hal ini memudahkan dokter dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta JKN.

"BPJS Kesehatan juga telah memperkenalkan berbagai inovasi lainnya, seperti skrining riwayat kesehatan, yang bertujuan sebagai upaya preventif bagi peserta JKN dalam mencegah penyakit kronis. Ini adalah langkah penting dalam upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan jangka panjang," tambah Ghufron.

Ghufron juga menjelaskan saat ini BPJS Kesehatan juga telah melakukan penyederhanaan layanan bagi peserta yang rutin menjalani perawatan cuci darah, perawatan kejiwaan, kusta, tuberkulosis resisten obat (TB-MDR), kemoterapi, radioterapi, dan HIV/AIDS di rumah sakit. Jika peserta JKN memiliki riwayat pelayanan di rumah sakit dan masih memerlukan layanan untuk kondisi tersebut, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar dapat merujuknya secara langsung ke rumah sakit yang sesuai. Langkah ini bertujuan untuk memberikan perawatan yang lebih efisien dan mudah diakses.

Berita Rekomendasi

"Dalam upaya untuk mempermudah pembayaran iuran bagi peserta JKN, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 955.429 kanal pembayaran. Upaya ini juga menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan selalu berupaya memberikan kemudahan bagi peserta JKN dalam berbagai hal, termasuk upaya kolekting iuran," terang Ghufron.

Baca juga: Transformasi Layanan BPJS Kesehatan Perlu Pakai Pendekatan Teknologi dan Digital

Ghufron juga menyebut bahwa BPJS Kesehatan memiliki potensi sumber data yang sangat besar, yang dapat menjadi sumber informasi berharga bagi akademisi dan praktisi dalam perancangan kebijakan kesehatan yang lebih efektif.

"Data ini dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menganalisis, memahami, dan merancang kebijakan kesehatan. Tentu semua itu dalam rangka memajukan ekosistem Program JKN," papar Ghufron.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan pandangan positifnya tentang dampak dari digitalisasi dalam sektor kesehatan. Ia menjelaskan bahwa melalui digitalisasi, akses kesehatan akan menjadi lebih transparan, mudah dijangkau, dan berkualitas. Ini juga akan berdampak positif pada ketersediaan obat-obatan yang lebih luas di pasar.

"Acara AeHIN 2023 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, tetapi juga untuk memotivasi semua pihak untuk terus mendorong perkembangan teknologi digital dalam sektor kesehatan di Asia. Dengan inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan data yang efektif, masa depan layanan kesehatan di Indonesia dan di seluruh Asia tampak semakin cerah," terang Budi.

Chairman AeHIN, Boonchai Kijsanayotin juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia saat menghadapi pandemi Covid-19. Dirinya mengapresiasi atas suksesnya Indonesia dalam menerapkan layanan digital saat pandemi berlangsung.

“Harapannya melaui kegiatan hari ini kita dapat saling bertukar pengalaman antar negara dalam menerapkan digitalisasi di bidang kesehatan. Apabila kita membantu teman, maka teman akan membantu kita. Dengan semangat kooperatif yang tinggi maka kita dapat melampaui tantangan yang ada,” ujar Boonchai.

Baca juga: Semakin Terbantu, Peserta JKN Ini Antusias dengan Kehadiran BPJS Keliling di Kabupaten Sleman

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas