Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lanjutkan Transisi Energi, Pemerintah Tetap Maksimalkan Energi Fosil

Pnggunaan energi fosil tetap diperlukan di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakat.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Lanjutkan Transisi Energi, Pemerintah Tetap Maksimalkan Energi Fosil
dok. Kementerian ESDM
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDMMirza Mahendra. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, penggunaan energi fosil tetap diperlukan di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakat di tengah upaya mendorong transisi energi ke penggunaan energi terbarukan.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra mengungkapkan, penggunaan energi fosil ini mempertimbangkan 3 faktor yakni ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan.

"Kementerian ESDM akan tetap menggunakan energi fosil sebagai sumber energi sementara, selama masa transisi menuju Net Zero Emission (NZE) di Indonesia," ucap Mirza dalam pernyataannya, dikutip Rabu (15/11/2023).

"Kita tidak hanya membahas lingkungan, tapi kita juga perlu mempertimbangkan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan," sambungnya.

Ia melanjutkan, energi fosil seperti minyak dan gas bumi, batu bara dijadikan sebagai sumber energi disektor transportasi maupun sebagai bahan bakar pembangkit sementara sebelum tergantikan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

"Gas bumi sebagai energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi dan batu bara, juga dapat dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum beralih 100 persen ke Energi Terbarukan di sektor transportasi dan juga pada pembangkit listrik," lanjut Mirza.

Berita Rekomendasi

Dirinya menjelaskan, secara umum transisi menuju emisi nol bersih memerlukan perubahan yang dapat dikategorikan ke dalam empat pilar.

Baca juga: Pengamat Prediksi Energi Fosil Masih Dibutuhkan Hingga 50 Tahun ke Depan

Yaitu peningkatan intensitas energi yang membantu mengurangi biaya transisi, dekarbonisasi pembangkit listrik untuk mengurangi emisi langsung di sektor ketenagalistrikan, peralihan ke bahan bakar rendah emisi pada penggunaan akhir dan penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Utilization Storage/CCUS) yang mengurangi emisi dari industri yang emisinya sulit dikurangi.

Baca juga: Jokowi : Ketergantungan ASEAN Terhadap Energi Fosil Harus Dikurangi

"Mewujudkan target net zero emisi memerlukan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk institusi dan lembaga termasuk dengan akademis dan kalangan industri terkait melalui kolaborasi yang kuat," papar Mirza.

"Maka akan didapat mencapai dampak yang lebih besar dalam mengurangi emisi dan bergerak menuju net zero emission," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas