Pelatihan Pengelolaan Krisis Komunikasi KemenkopUKM: Budi Mustopo Ajak Peserta Pertajam Pengetahuan
Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan bertajuk Pengelolaan Krisis Komunikasi dengan melibatkan sebanyak 30 peserta
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan bertajuk Pengelolaan Krisis Komunikasi dengan melibatkan sebanyak 30 peserta yang berasal dari pegawai internal kedeputian.
Isu meiring yang menimpa KemenkopUKM dalam beberapa tahun tetakhir meletarbelakangi pelatihan ini diadakan.
Alami Krisis Komunikasi
Seperti diketahui bahwa KemenkopUKM pernah beberapa kali mengalami adanya kriris komunikasi seperti kasus koperasi bermasalah yang sempat menjadi trending topic di berbagai platform media. Selain itu juga, permasalahan thrifting, serta pro kontra mengenai Tiktokshop.
“Hal-hal seperti itu membuat kita mendapatkan banyak pemberitaan-pemberitaan negatif dan tentunya krisis komunikasi ini harus kita hadapi dengan baik dan bijak,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Telnologi Informasi KemenkopUKM, Budi Mustopo saat membuka pelatihan 'Pengelolaan Krisis Komunikasi', Rabu (15/11/2023).
Budi Mostopo mengatakan krisis komunikasi yang terjadi tersebut menjadi pembelajaran berharga bagi mereka. Sehingga penting baginya setiap terjadi krisis komunikasi harus direspons dengan baik agar tidak memberikan dampak buruk bagi institusi.
“Karena dampak buruk tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh kita, salah satunya citra buruk instansi, maupun pemerintah namun juga akan berdampak kepada publik yang bersinggungan langsung dengan kita, seperti pelaku koperasi dan UKM,” jelas Budi Mustopo.
Ajak Peserta Pertajam Pengetahuan
Melalui pelatihan ini, Budi Mustopo mengajak para peserta supaya mempertajam pengetahuan terkait manajemen krisis komunikasi.
Apalagi di era digital ini, arus informasi tersebar begitu cepat membuat setiap orang dituntut harus bisa merespons setiap permasalahan yang muncul dengan cepat, maupun tepat.
“Melalui pelatihan ini saya harapkan peserta dapat menyerap ilmu sebanyak mungkin dan mengimplementasikannya demi citra positif yang harus kita jaga di mata publik,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Humas, KemenkopUKM, Edi Yanto mengatakan bahwa dalam menghadapi sebuah krisis komunikasi tidak perlu dengan sikap reaktif, melainkan harus dimitigasi sejak awal agar tidak membawa dampak negatif yang lebih luas.
“Kita belajar dari pengalaman yang sudah-sudah bahwa semua kita merasa bisa menghandle krisis komunikasi. Oleh karena itu, pada kesempatan hari ini akan banyak menjelaskan kenapa? Ini menjadi penting, apa kita hanya reaktif dari sebuah krisis atau sebetulnya kita bisa memitigasi di awal. Ini menjadi penting juga,” tandas Edi Yanto.
Perlu Langkah Langkah Untuk Mengantisipasi
Menurut Edi perlu langkah-langkah untuk mengantisipasi bila terjadi krisis komunikasi, salah satunya dengan mengadakan pelatihan. Sebab dikatakan potensi, terjadi krisis komunikasi di KemenkopUKM masih sangat mungkin terjadi baik itu terkait isu koperasi bermasalah, kredit usaha rakyat (KUR), maupun menyangkut masalah internal pegawai.
“Juga dari sisi pengaduan yang tidak ditangani dengan baik bisa menjadi viral dan kemudian menjadi krisis yang jika tidak diantisipasi dari jauh-jauh hari akan menberatkan untuk memulihkan. Jadi lebih baik kita memitigasi di awal, melokalisir di awal, sehingga komunikasi kita ke depan akan semakin baik,” papar Edi Yanto.
Dalam pelaksaan program pemberdayaan yang dilakukan, membuat KemenkopUKM harus memiliki langkah-langkah preventif, serta strategi yang baik, efektif dan pakem untuk menghadapi kemungkinan adanya krisis komunikasi.
Kehumasan Memiliki Peran Vital Untuk Melakukan Tugas Dan Fungsi Komunikasi
Di sisi lain fungsi kehumasan memiliki peran vital untuk melakukan tugas dan fungsi komunikasi mulai dari perencanaan strategi komunikasi, koordinasi, publikasi, serta dokumentasi seluruh kegiatan yang dilakukan Menteri, maupun unit teknis hingga memonitoring dan evaluasi seluruh program komunikasi yang telah dilakukan.
Oleh karena itu, dalam pelatihan ini pihaknya mengundang narasumber yang cukup kompeten untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada pegawai, ia adalah Fardila Astari selaku Communications and Social Marketing/Behavior Change Communications Strategist.
Fardila mempunyai spesialisasi dalam komunikasi strategis, pengukuran dan evaluasi komunikasi, pemasaran sosial/komunikasi perubahan perilaku (BCC), manajemen momunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat.
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam merancang, mengembangkan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program penjangkauan ke organisasi-organisasi dan melakukan penelitian, pekerjaannya sebagian besar terfokus pada konseptualisasi dan pengembangan komunikasi strategis inti.
Tidak hanya itu, ia juga mendidik khalayak utama tentang organisasi melalui berbagai materi komunikasi, media dan mengidentifikasi, melacak kegiatan dan perkembangan yang dapat digunakan untuk menghasilkan publisitas dan menciptakan sumber informasi untuk digunakan dalam berbagai kegiatan.