Berkat BRILIANPRENEUR 2023, Bekatul Roll Asal Solo OTW Terbang ke Australia dan Amerika
Dalam pameran bertajuk UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 tersebut, Yulia, sapaan karibnya, mendapat berkah luar biasa
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
Terlebih, mengingat posisi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
"Program UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR menjadi salah satu langkah konkret BRI sebagai lembaga keuangan yang turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia. BRI melihat adanya peluang besar bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar global. Hasil karya anak bangsa dinilai memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan produk dari negara-negara lain," ungkap Sunarso.
Tahun ini, untuk kelima kalinya BRI kembali menyelenggarakan pameran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR.
Hal ini dilakukan untuk mendorong pelaku usaha Indonesia mengembangkan pasar dan Go Global.
Ajang UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri, sehingga diharapkan mampu menumbuhkembangkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional.
BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 mengusung tema "Crafting Global Connection" atau merakit koneksi global. Dalam UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 ini, BRI mengajak 700 UMKM terkurasi.
Sebanyak 378 UMKM di antaranya adalah pendaftar baru, 122 UMKM alumni UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, 6 UMKM binaan Perusahaan Anak seperti Pegadaian, PNM dan BRI Ventures.
Selain itu juga 153 UMKM Local Heroes yang telah menjadi market leader dengan harapan dapat memperluas impact bisnis dan terkoneksi untuk berkolaborasi kepada UMKM lainnya.
Kemudian 32 UMKM merupakan member SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia) dan 9 UMKM SMExcellence binaan Kementerian Koperasi & UKM. UKM tersebut berasal dari berbagai daerah yang akan menampilkan produk-produk terbaru dan terbaik mereka.
Terobosan Berdayakkan Pelaku Usaha Ultra Mikro dan Mikro
Mengutip keterangan di laman BRI, kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) menjadi bukti nyata dukungan BRI terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk segmen ultra mikro.
Terobosan ini diharapkan dapat mendorong akselerasi dalam pengembangan pelaku usaha di seluruh Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pembentukan Holding UMi dilakukan untuk mengintegrasikan perusahaan-perusahaan BUMN yang fokus pelayanan kepada segmen mikro dan ultra mikro.
“Agar lebih efisien maka menggunakan outlet yang digunakan bersama, produk yang dijual secara cross selling, dan sistem yang digunakan bersama,” ujarnya.
Sunarso membeberkan hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah melayani 36 juta nasabah kredit mikro dan ultra mikro, dengan total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp577,9 triliun.
Selain pembiayaan, segmen mikro dan ultra mikro juga tercatat menjadi nasabah simpanan dengan jumlah besar yakni hingga Rp309 triliun (hanya di BRI).
Untuk melayani segmen tersebut, baik BRI, PNM dan Pegadaian bersama-sama mengembangkan outlet co-location atau outlet yang dapat digunakan bersama.
Dari sekitar 15.500 outlet yang digunakan untuk melayani nasabah segmen ultra mikro dan mikro, sebanyak 1.013 outlet merupakan outlet co-location.
Di samping inisiatifnya dalam mengembangkan sektor ultra mikro, BRI juga terus memberikan pendampingan kepada segmen UMKM.
“BRI juga melakukan program pemberdayaan kepada segmen UMKM diantaranya Desa Brilian, Program Klasterku Hidupku dan Rumah BUMN dengan tujuan mendorong para pelaku UMKM tersebut agar naik kelas”, ungkap Sunarso.
Misalnya pada program Desa BRILian, dimana hingga akhir Triwulan II 2023 BRI telah memiliki 2.449 desa binaan di seluruh Indonesia.
Desa-desa tersebut mendapatkan berbagai pelatihan dari BRI di antaranya manajemen keuangan, literasi digital, kewirausahaan, komunikasi dan lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa.
Untuk program klasterku hidupku, saat ini BRI telah memberdayakan 17.418 klaster usaha di seluruh Indonesia, dan klaster-klaster ini setidaknya telah mendapatkan 1.155 pelatihan dan literasi serta 372 bantuan sarana prasarana produktif.
Dan selanjutnya program Rumah BUMN. BRI telah memiliki 54 Rumah BUMN, yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 10 ribu pelatihan.
Pengamat ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Reseach Institute Piter Abdullah pun mengatakan, dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan mesin (motor penggerak) ekonomi yang efisien dan bertenaga, yang diperkuat dengan input kebijakan serta program-program pembangunan ekonomi yang efektif.
Tujuan pendirian BUMN sesuai UU No.19/2003 tentang BUMN adalah berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi nasional dan memberikan tambahan pendapatan negara.
Yakni untuk memposisikan BUMN di Indonesia memiliki keunikan, berbeda dari negara-negara lain.
“BUMN berperan sebagai agen pembangunan dan penggerak ekonomi Indonesia, BUMN juga menciptakan lapangan kerja, BUMN membina dan mengembangkan usaha mikro kecil dan dahal hal ini BRI yang terdepan. Ini menegaskan peran BUMN misalnya BRI menciptakan lapangan kerja dengan mengembangkan UMKM, saya kira itu adalah satu kontribusi yang baik dari BRI,” ujarnya.
Menurut Piter, untuk mendorong BUMN berkiprah lebih besar sebagai mesin ekonomi termasuk halnya BRI, dibutuhkan sinergi dan kebijakan-kebijakan yang kondusif yang menstimulus investasi dan dunia usaha.
Oleh karena itu, semua pihak harus bersinergi agar ekonomi tumbuh, serta didukung oleh kebijakan di sektor rill yang sifatnya sinergi, kebijakan fiskal yang kondusif yang memberi stimulus dan kebijakan moneter yang sesuai.
(*)