Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Turun, Harga Sudah Pertamax Turun, Kenapa Harga Pertalite Tetap?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak menyiratkan ada penurunan harga BBM Subsidi di akhir tahun ini karena harga minyak

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Minyak Dunia Turun, Harga Sudah Pertamax Turun, Kenapa Harga Pertalite Tetap?
WARTAKOTA/YULIANTO
Pengendara motor saat mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax di SPBU Coco Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. ESDM tidak menyiratkan ada penurunan harga BBM berubsidi di akhir tahun ini karena harga minyak mentah belum turun cukup dalam. 

Perubahan ini merupakan wujud dari pelaksanaan aturan yang diterbitkan pemerintah yakni tentang formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.

Sesuai dengan aturan tersebut maka tren fluktuasi harga minyak dunia MOPS atau Argus dan mengacu pada formulasi harga sesuai Kepmen ESDM, maka perubahan berkala harga BBM non subsidi akan selalu terjadi.

Realisasi Penyaluran Pertalite

Sepanjang Januari-Oktober 2023, realisasi penyaluran Pertalite mencapai 24,8 juta kiloliter. Jumlah tersebut, setara 76,4 persen dari kuota penyaluran Pertalite yang ditetapkan tahun ini.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan bahwa penyaluran Pertalite hingga Oktober 2023 masih sejalan dengan kuota tahun 2023.

“Pertalite masih sangat aman. (Kuota) Masih sangat cukup,” ujar Irto kepada Kontan.co.id.

Seperti diketahui, kuota Pertalite pada tahun ini ditetapkan sebesar 32,56 juta kl. Jumlah tersebut lebih besar dibanding konsumsi Pertalite tahun 2022 yang berjumlah 29,34 juta kl.

BERITA REKOMENDASI

Sebelumnya, Pertamina dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI menyampaikan, upaya pengendalian konsumsi Pertalite lewat skema Pilot Project Full Cycle JBKP Pertalite di 41 kota/kab dan dan QR Code berhasil menghemat konsumsi mencapai 1,7 juta kl.

Berbeda dengan Pertalite, penyaluran solar subsidi diproyeksi melebihi kuota. Berdasarkan realisasi 2022 sebesar 17,5 juta KL, penyaluran solar subsidi tahun 2023 diprognosakan akan naik 12,1% menjadi 19,6 juta KL tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.

Sejatinya, dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 dan mulai berlaku di Agustus dan juga upaya penghematan dan pengendalian penyaluran solar subsidi oleh Pertamina, prognosa penyaluran solar subsidi diproyeksi turun dari semula 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.

Kendati demikian, kuota solar subsidi yang ditetapkan sebesar 16,8 juta kl tetap diproyeksikan tidak mencukupi kebutuhan.

Itulah sebabnya, usulan penyesuaian mengemuka. Berdasarkan usulan kuota dari Kementerian ESDM, dibutuhkan tambahan kuota Solar Subsidi sebanyak 1,2 juta kl. (Tribunnews.com/Kontan.co.id)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas